Senin 11 Apr 2016 15:30 WIB

25 Tahun Masjid Lautze Berdakwah

Masjid Lautze
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Masjid Lautze

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah 25 tahun Masjid Lautze, Pasar Baru, Jakarta, berdiri. Dalam acara syukuran 25 tahun Masjid Lautze dan yayasan pembinanya, Sabtu (9/4), Ketua Pembina Yayasan Haji Karim Oei (YHKO), M. Ali Karim mengimbau umat Islam merangkul mualaf.

"Kalau bisa, kita yang lahir Islam bisa menerima saudara-saudara baru yang mualaf itu dan jangan mengharap seperti kita, begitu masuk Islam sudah hafal Alqur'an, sudah bisa shalat, nggak bisa," ujar Ali pada Republika.co.id ketika ditemui seusai acara tasyakur. Ali menambahkan, misalnya jika ada mualaf yang memang belum paham shalat, harus dibimbing, bukan dituding hanya pura-pura Islam.

Sedangkan kendala untuk berdakwah di kalangan etnis Tionghoa, menurut Ali sebenarnya tidak ada kendala yang berarti. Masalanya, lanjut Ali, adalah suudzon. Semua tergantung pada prasangka manusia terhadap Allah. "Kalau kita berprasangka baik, memandang semua orang mau belajar, tidak akan ada masalah," tutur Ali.

Secara rutin, Ali menjelaskan, masjid ini cukup sering mengIslamkan mualaf. Masjid Lautze pun menyediakan sarana belajar bagi para mualaf, yang mengajari pun sesama mualaf, demikian tutur Ali. Bagi Muslim yang belum paham cara membaca Al-Qur'an pun diperbolehkan untuk belajar bersama di sana. Menurut Ali, mereka yang belum pandai mengaji menjadi semangat belajar karena di sana semua sama-sama belum bisa, sama-sama belajar.

"Karena nggak malu, karena sama-sama belum bisa, sama-sama dari nol. Jadi dia semangat," lanjutnya.

Masjid ini pun mengapresiasi mualaf yang semangat untuk belajar. Seperti dalam peringatan 25 tahun berdirinya masjid dan YHKO, terdapat lomba hafalan juz amma khusus mualaf. Penilaiannya bukan dari seberapa hafal mualaf tersebut, tetapi juga melihat seberapa besar semangatnya untuk berusaha.

Setiap Ahad, para mualaf lama di masjid ini membuka kelas dan berbagi ilmu. Mereka mengajari saudara-saudara sesama mualaf atau yang memang belum mengerti Islam untuk mengaji. Banyak di antara mereka mualaf yang usianya tak muda lagi, tetapi masih semangat untuk belajar tentang Islam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement