Sabtu 09 Apr 2016 05:00 WIB

Kemuliaan Bulan Rajab

Perhitungan bulan Rajab.
Foto: Republika/Agung Supriyanto/c
Perhitungan bulan Rajab.

REPUBLIKA.CO.ID,  Pada tahun ini, bulan Rajab atau bulan ketujuh dalam penanggalan hijriyah, jatuh tepat pada 9 April 2016. Ini menjadi satu momen penting dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, yang oleh Rasulullah SAW memang sudah dinantikan dua bulan sebelumnya, yakni sejak bulan Rajab dan Sya'ban.  

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan Muharram yang artinya dimuliakan (ada empat bulan utama: Dzulqai'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Rajab terletak antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya'ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram.

Sebagaimana firman Allah SWT, ''Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi; di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu. (QS at Taubah [9]: 36)

Keutamaan tersebut juga diperkuat dengan sabda Nabi Muhammad SAW, ''Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku dan Ramadhan bulan umatku.''Dalam salah satu riwayat, di dalam bulan Rajab inilah Malaikat Jibril pertama kali turun kepada Rasulullah SAW dengan membawa risalah, juga di bulan Rajab pula Nabi SAW di-isyara'kan.

Bukan tanpa sebab mengapa bulan-bulan tersebut disebut sebagai bulan haram. Seperti diuraikan al Qodhi Abu Ya'la ra, terdapat dua alasan yang mendasarinya. Pertama, diharamkan pada bulan tersebut adanya pembunuhan. Hal tersebut juga diyakini oleh orang-orang Jahiliyyah sejak zaman dahulu.

Sementara sebab kedua, segala perbuatan haram dilarang mengingat kemuliaan bulan tersebut. Sebaliknya, sebagian ulama berpendapat jika pada bulan-bulan itu hendaknya dimanfaatkan untuk melakukan berbagai amalan yang baik.

Oleh karena itulah, para salaf amat menyukai untuk melakukan puasa serta berbagai amalan lainnya pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengungkapkan, ''Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.'' (Latho-if Al Ma'arif, 214).

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement