Ahad 03 Apr 2016 13:49 WIB

Bela Siyono, tak Berarti Muhammadiyah Tidak Menentang Terorisme

Rep: amri amrullah/ Red: Damanhuri Zuhri
Jenazah terduga teroris Siyono saat diangkat dengan kurung batang
Foto: Antara
Jenazah terduga teroris Siyono saat diangkat dengan kurung batang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay menegaskan pembelaan Muhammadiyah terhadap keluarga Siyono bukan berarti organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini lantas mendukung radikalisme dan terorisme.

"Menurut saya, banyak alasan Muhammadiyah untuk mendalami kasus ini. Harapannya, keadilan dan kebenaran bisa ditegakkan," kata Saleh, Ahad (3/4).

Namun Saleh yang juga menjabat sebagai Anggota DPR dari Fraksi PAN ini menegaskan Muhammadiyah tetap berdakwah pada jalannya yang selalu moderat.

Muhammadiyah memiliki rasa tanggungjawab mengungkap kebenaran yang sesungguhnya di balik kematian siyono. Namun bukan berarti pembelaan ini diniatan lebih dari itu, apalagi dinilai Muhammadiyah berpihak pada teroris.

"Secara teoritis, Muhammadiyah itu kan civil society. Civil society itu ya tugasnya menjadi penyeimbang kekuasaan. Anggap saja keterlibatan Muhammadiyah dalam kasus ini sebagai perwujudan pelaksanaan fungsi penyeimbang itu," ujar Ketua Komisi VIII DPR ini.

Saleh yakin Muhammadiyah tidak pernah mencampuri kerja-kerja yang dilakukan Densus 88. Persoalan data dan jaringan terorisme yang dimiliki juga tidak pernah dicampuri.

Namun, jika operasi penegakan hukum terhadap warga negara dilakukan dengan cara-cara yang diduga melawan hukum, tentu Muhammadiyah merasa berkepentingan untuk ikut mengetahui.

Di sisi lain, kalau betul ada orang-orang yang terbukti melakukan tindakan terorisme yang menimbulkan korban, Muhammadiyah juga pasti akan menuntut agar orang tersebut diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement