Jumat 01 Apr 2016 06:31 WIB

Semangat Istiqamah

Ustaz Muhammad Arifin Ilham
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ustaz Muhammad Arifin Ilham

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustaz Muhammad Arifin Ilham

Dalam temaram lampu kamar, masih di alas sajadah, air mata bahagia terus menitik melintasi pipi. Bahagia karena masih bisa menghadap-Nya. Masih bisa menempelkan dahi yang berdebu dosa. Masih terpelihara semangat istiqamah di jalan Alquran dan sunnah.

Subhanallah, rasa nikmat itu terlalu dalam. Dan ingin sekali berbagi kenikmatan hidup dalam jalan istiqamah. Sungguh kita belum wafat dan belum di akhirat, tapi kenikmataan itu melintas indah di dunia, saat kita hidup di dunia ini.

Hikmah istiqamah, pertama, menuruti perintah Allah dan Rasul-Nya, “Dan beribadahlah kepada Allah sampai ajal tiba.” (QS Al-Hijr 99).

Dari Abu Amr atau Abu Amrah RA, Sufyan bin Abdullah Atsaqafi RA berkata, “Aku berkata wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku dalam Islam satu perkataan yang aku tidak akan menanyakannya kepada seorang pun selain padamu.” Rasulullah SAW menjawab, “Katakanlah saya beriman kemudian istiqamahlah.” (HR Muslim).

Kedua, sunah utama Rasulullah SAW, “Sungguh pada diri Rasulullah adalah teladan terbaik bagi kalian.” (QS Al Ahzab 21).

Rasulullah SAW bersabda, “Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sebab, Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.” (HR Muslim).

Ketiga, Allah SWT akan memperbaiki keadaannya, “Dan mereka yang beriman atas apa yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan itu hak dari Allah, maka Allah maafkan kesalahan mereka dan Allah perbaiki keadaan mereka.” (QS Muhammad 2).

Keempat, pahala yang mengalir terus, “Kecuali bagi mereka yang beriman dan beramal saleh untuk mereka ganjaran yang tidak terputus.'' (QS at Tiin 6).

Rasulullah SAW bersabda, “Jika seseorang sakit atau melakukan safar, dia akan dicatat melakukan amalan sebagaimana amalan rutin yang dia lakukan ketika mukim (tidak bepergian) dan dalam keadaan sehat.” (HR Bukhari).

Amal istiqamah adalah amal malaikat. Seperti kita tahu, dari awal penciptaannya, malaikat terus beribadah dan tidak pernah bermaksiat kepada-Nya. Berarti orang yang istiqamah sedang beramal sebagaimana amal malaikat. Dan, karena itu sangat dikaguminya.

Allah SWT akan menolong urusan dunia akhirat tersebab istiqamah dan dipenuhi kebutuhannya serta diijabah setiap doanya. Bahkan, akan melenggang masuk ke dalam surga-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah.

Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Fashilat 30-32).

Orang yang istiqamah berada dalam payung hidayah Allah dan akan selalu bersama Allah, “Mereka yang sungguh-sungguh istiqamah mendekatkan diri kepada Allah maka Allah tunjukkan jalan hidayah-Nya, dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama para hamba-Nya yang selalu berbuat baik.” (QS al-Ankabut 69).

Meraih rahmat Allah, “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang selalu berbuat baik.” (QS Al-A'raf 56). Saat susah akan ditolong Allah, Rasulullah SAW bersabda, “Kenalilah Allah di waktu lapang, niscaya Allah akan mengenalimu ketika susah.” (HR Al-Hakim).

Sungguh, istiqmah itu adalah amalan hamba Allah yang sangat paham dunia ini sebentar sehingga disibukkan dirinya dengan beramal ibadah sesuai dengan visi misi hidup Islami, dan tidak ada lagi perbuatan sia-sia mubazir apalagi maksiat.

 

Orang-orang beriman itu meninggalkan perkataan perbuatan yang tidak berguna.” (QS al Mu'minun 3). Dan, Rasulullah SAW bersabda, “Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara-perkara yg tidak bermanfaat baginya.” (HR at-Tirmidzi). Wallahu a'lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement