Kamis 31 Mar 2016 16:57 WIB

Misteri Pesan Angka dalam Alquran

Anak-anak tuna netra mencoba membaca Alquran digital indek braille yang baru didapatkannya, dari Yayasan Baitul Al Khairiyah bekerjasama dengan Kuwait Internasional Bank Al Dawli via International Islamic Charitable Organization, di Bandung, Senin (22/2)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Anak-anak tuna netra mencoba membaca Alquran digital indek braille yang baru didapatkannya, dari Yayasan Baitul Al Khairiyah bekerjasama dengan Kuwait Internasional Bank Al Dawli via International Islamic Charitable Organization, di Bandung, Senin (22/2)

REPUBLIKA.CO.ID,  Proses awal penyusunan Alquran menjadi sebuah kitab dilakukan pada masa Khalifah Usman RA. Ayat-ayat Alquran itu ditulis pada lembaran-lembaran kulit, pelepah daun kurma, tulang, batu tipis, dan lainnya.

Kumpulan ayat-ayat ini kemudian dikenal sebagai mushaf pertama yang dibukukan. Khalifah Usman dan sahabatnya hanya membuat lima mushaf Alquran, tidak lebih. Mengapa hanya lima mushaf?

Iskandar AG Soemabrata dalam buku Pesan-pesan Numerik Alquran terbitan Penerbit Republika mempunyai alasan tersendiri. Menurut dia, bilangan 5 diambil karena Rasulullah menerima wahyu pertama berupa lima ayat di Hua Hira.

Alasan kedua, karena ada lima surat tertentu dalam Alquran yang penjumlahan nomor surat dan jumlah ayatnya akan menghasilkan jumlah 114, atau jumlah dari seluruh surat dalam Alquran. Kelima surat itu adalah Al Hijr, Az Zumaar, Al Ma'arij, Al Ghaasyiyah, dan Al Maa'uun.

Berdasar riset yang dilakukannya sejak tahun 1983, sangat banyak ditemui pesan-pesan numerik dalam Alquran. Hal ini tidak mengherankannya, karena dalam Alquran surat Al Qomar (54) ayat 49 Allah sendiri berfirman, "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran."

Angka-angka, kata dia, adalah sombolisasi dari ukuran itu. "Artinya, Alquran memang mengajarkan pada kita untuk selalu belajar dan berkembang," ujarnya.

Ia lalu menyebut surat Al Kahfi (18) ayat 25. Dalam surat pertama disebut: Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun lagi. "Mengapa tidak disebut mereka tinggal dalam gua selama 309 tahun? Artinya Allah mengajarkan kita untuk berhitung," tambah dia.

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement