Kamis 31 Mar 2016 15:18 WIB

Amphuri: Pengawasan Travel Umrah Kurang Greget

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Achmad Syalaby
Ilustrasi Travel Umrah dan Haji
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Ilustrasi Travel Umrah dan Haji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD Amphuri Jawa Barat Yusuf Indra Supriyatna sangat prihatin adanya travel yang kurang amanah. Ini disebabkan adanya persaingan tidak sehat dan tidak terkendalinya bermunculan travel baru. 

"Pengawasan yang kurang greget terhadap travel bermasalah ini yang jadi korban jelas masyarakat, apalagi masyarakat yang tergiur dengan biaya umrah murah yang tidak masuk akal," ujar dia kepada Republika.co.id, Kamis (31/3). 

Apalagi banyak di antara mereka yang memanfaatkan penipuan yang mereka lakukan merupakan cobaan dari ibadah. Mereka yang terkendala gagal berangkat dan mendapatkan fasilitas yang tidak layak juga disebut merupakan balasan dari apa yang mereka kerjakan.

Padahal jelas dengan biaya murah bisa saja tak dapat membeli tiket penerbangan dan menyewa kamar hotel. Yusuf yang juga pemilik travel Saabiq Intrenational menawarkan tiket paling murah 900 dolar AS atau sekitar Rp 11 juta. Karena itu, dia menjelaskan,, perlu dipertanyakan legalitas travel jika biaya umrah yang hanya 10 juta rupiah.

Pengawasan dari Kementerian Agama harus diperketat. Menurut dia, tidak terlalu penting adanya Komisi Pengawas Umrah, tetapi sebaiknya provider visa yang ditertibkan. Saat ini Arab Saudi telah mengeluarkan aturan seseorang bisa mendapatkan visa jika telah mengkonfirmasi tiket pesawat pulang pergi dan kamar hotel, aneh jika tiket dan kamar hotel belum ada tetapi visa sudah keluar. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement