Kamis 24 Mar 2016 03:57 WIB

Rendahnya Pemahaman Agama Jadi Akar Radikalisme

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Dwi Murdaningsih
Radikalisme(ilustrasi)
Foto: punkway.net
Radikalisme(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini mengatakan disamping disebabkan oleh adanya ketidakadilan, akar masalah radikalisme sesunggunya juga dipengaruhi oleh rendahnya pemahaman ajaran agama. Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi bertajuk 'Deradikalisasi Berbasis Agama' pada Rabu, (23/3) di Gedung PBNU, Jakarta.

“Kaum beragama hari ini sangat kering pemahaman keagamaannya. Mereka mungkin sudah saleh secara ritual, tapi belum saleh sosial. Ini jelas disebabkan oleh kekeringan pemahaman dan kedangkalan wawasan mereka terhadap agama.” Kata Helmy.

Menurut Helmy, adanya gerakan-gerakan yang selalu ingin merongrong Pancasila seperti ISIS. Beberapa waktu lampau berdasarkan data yang masuk dan diterima oleh PBNU terdapat tidak kurang dari 400an warga Indonesia bertolak ke Suriah. Jika dibiarkan, kata Helmy, maka bukan tidak mungkin akan berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan sama sekali. Helmy mengatakan diperlukan usaha intensif dan massif untuk selalu mengampanyekan ajaran agama yang isnklusif.

Sementara itu, Arif Poerboyo Roekiyat dari Deputi Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam dalam ketarangannya mengatakan bahwa deradikalisasi selama ini yang diusahakan oleh Kemenko Polhukam ditempuh melalui tiga metode utama yakni pendidikan, keteladanan, dan juga sosialisasi. Ia juga menuturkan bahwa pihaknya juga mendorong dipercepatnya revisi UU terorisme.

“Kami sangat mendukung usulan revisi UU No. 15 tahun 2003 tentang Terorisme agar aparat lebih leluasa dan memiliki payung hukum yang jelas," ujar Arif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement