REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah mengajak pihak industri di sekitar Jawa Tengah untuk bisa memanfaat potensi santri dari pesantren. Apalagi industri padat karya yang ada di daerah ini kerap kesulitan mencari pekerja.
"Sekarang kita coba pertemukan pelaku industri dengan pesantren. Sehingga pelaku industri bisa memberikan pelatihan-pelatihan bagi santri, yang nantinya para santri bisa bekerja di industri mereka," ujar Azhar Lubis, Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal, BKPM, Selasa (22/3).
Menurut Azhar, santri yang menjalani pendidikan di pesantren sangat banyak tersebar di Jawa Tengah. Apalahi provinsi ini cukup terkenal menghasilkan santri-santri berpendidikan. Namun dengan sejumlah pelatihan dari industri khususnya yang bergerak di bidang padat karya seperti tekstil atau sepatu, santri akan mempunyai keahlian lebih setelah mereka lulus sekolah.
Dengan ilmu yang dimiliki santri dalam pelatihan ini, mereka bisa mempunyai pilihan untuk menjadi apa setelah lulus nyantri. Apakah akan bergelut di bidang agama, meneruskan sekolah, atau masuk ke sektor industri.
"ini kan baik. Jadi santri juga memiliki keahlian lain. Mereka bisa bekerja di sektor lain, bukan hanya di bidang agama yang menjadi keahliannya," kata Azhar. Dia menambahkan, kegiatan kerja sama ini sebenarnya mulai dilakukan sejak akhir tahun 2015. Namun sampai saat ini memang belum ada data jelas seberapa banyak santri yang telah berkontribusi di bidang Industri sesuai dengan program ini.