Jumat 18 Mar 2016 11:20 WIB

Ini Cerita Muslimah Amerika Bekerja di Gedung Putih

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Rumana, Muslimah Amerika yang pernah bekerja di Gedung Putih
Foto: Al Arabiya
Rumana, Muslimah Amerika yang pernah bekerja di Gedung Putih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rumana Ahmed, Muslimah keturunan Bangladesh ini pernah bekerja di Gedung Putih untuk Presiden Barack Obama. Dilansir dari Al-Arabiya, Senin (14/3), Ahmed saat ini tengah bekerja untuk Lembaga Beasiswa Rhodes.

Pengalamannya bekerja sangat dekat dengan sang presiden sebelumnya tak pernah dimimpikan Ahmed. Wanita kelahiran Washington tersebut sama sekali tak berpikir untuk berkarir di bidang pemerintahan.

Akan tetapi, pandangan Ahmed berubah setelah melihat kampanye Obama pada 2008 silam. Ia tergerak mendengar ujaran Obama tentang harapan dan perubahan. Pesan tersebut membawa Ahmed untuk mendedikasikan hidupnya sebagai pelayan masyarakat.

Ahmed kemudian menjadi pegawai magang di Gedung Putih pada Juli 2009. Tugasnya ialah mengakomodasi korespondensi presidensial. Kemudian ia diangkat menjadi staf urusan keterlibatan publik. Di sana Ahmed bekerja dalam prorgam 'Pemenang Perubahan'. Program tersebut sangat berkesan untuknya.

"Program itu bertujuan memperbaiki situasi kehidupan warga Amerika sehari-hari, entah itu pekerjaan mereka di masyarakat untuk pencegahan penyerangan bersenjata, atau pendaftaran sistem kesehatan. Namun program tersebut juga mempertemukan orang-orang untuk saling berbagi," jelas Ahmed.

Selama bekerja di Gedung Putih, ia mempertemukan orang-orang yang antusias dan tertarik pada macam-macam hal. Kemampuan yang dipelajarinya selama bekerja di gedung kepresidenan tersebut membantunya untuk berkontribusi bagi komunitas Muslim, tempatnya berasal.

"Ini sangat menyenangkan," lanjut Ahmed, dengan antusias.

"Saya mendapat kesempatan mengangkat suara dan mengumpulkan orang-orang, seperti di dalam iftar dan rapat presiden tahun lalu," ujarnya.

Pengalaman itu sangat berkesan bagi Ahmed, bahkan ketika orang-orang di sekitarnya meragukan kemampuannya sebagai Muslimah Amerika muda, meragukan apa orang-orang mau mendengarkannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement