REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaligrafi merupakan seni tulisan tangan yang indah. Istilah ini berasal dari kata Yunani untuk "keindahan" (kallos) dan "menulis" (graphein). Pada masa abad kedua sebelum Masehi (SM), bangsa awal Semit di ujung timur Mediterania bereksperimen dengan tulisan abjad. Antara 1500 dan 1000 SM, tanda-tanda abjad ditemukan.
Beberapa Bangsa Semit di wilayah Timur Tengah berbicara dengan menggunakan bahasa yang saling terkait.
Sehingga, memungkinkan mereka untuk menggunakan tanda-tanda abjad yang sama. Setelah beberapa eksperimen dilakukan, ditemukan 22 tanda-tanda untuk konsonan dan tidak ada tanda-tanda vokal.
Suku-suku Kanaan (Ibrani, Fenisia, dan Aram) memiliki peran yang penting dalam pengembangan menulis abjad. Semuanya mulai menggunakan alfabet pada 1000 SM.
Pada masa peradaban Cina Kuno tradisi kaligrafi Asia Timur berasal dan dikembangkan dari Cina. Kaligrafi Cina merupakan bentuk kaligrafi luas dipraktikkan lingkup di Cina dan dihormati dalam budaya Cina.
Ada standardisasi umum dari berbagai gaya kaligrafi dalam tradisi ini. Seni kaligrafi Cina memiliki pembeda dengan jenis budaya lainnya. Pada seni kaligrafi ini Cina lebih menekankan gerak dan dibebankan dengan kehidupan dinamis.