Senin 14 Mar 2016 14:18 WIB

Difabel Kerap Didiskriminasi

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah anak-anak difabel
Foto: Republika/Yasin Habibi
Sejumlah anak-anak difabel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu disabilitas masih menjadi pekerjaan rumah (PR) banyak pihak. Pasalnya, tak sedikit para penyandang disabilitas yang mendapatkan perlakuan diskriminasi dari berbagai aspek.

CEO Thisable Enterprise, Angkie Yudistia memaparkan setidaknya terdapat sekitar enam juta difabel yang tersebar di seluruh Indonesia. Banyak dari mereka yang tidak bisa berkembang karena tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar.

"Keterbatasan memang acapkali menjadi batu sandungan bagi beberapa penyandang disabilitas untuk mewujudkan impian," ujar Angkie saat ditemui dalam acara Launching Sumbangan 101 Alat Bantu Gerak bagi Perempuan Difabel oleh Dompet Dhuafa dan PTTEP, Senin (14/3).

Hal tersebut sempat dirasakan sendiri oleh Angkie. Angkie yang juga memiliki keterbatasan pendengaran sejak usia 10 tahun pernah kesulitan mendapatkan pekerjaan karena keterbatasannya itu.

Menurut wanita 29 tahun ini, rasa minder dan perlakuan diskriminasi orang-orang sekeliling sering membuat orang-orang difabel sulit mengembangkan diri. Untuk itu, dukungan lingkungan terutama dari keluarga sangat diperlukan oleh para difabel.

Angkie meyakini bahwa di balik keterbatasan pasti terdapat kelebihan. Walaupun memiliki keterbatasan, bukan berarti harus terbatas melakukan apapun.

Melalui pemberian 101 alat bantu gerak bagi penyandang disabilitas oleh Dompet Dhuafa dan PTTEP, Angkie berharap para perempuan difabel bisa lebih berdaya dan berkarya. Dalam hal ini, para difabel mampu menjangkau aksesebilitas dan mandiri secara finansial tanpa harus bergantung dengan orang lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement