REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lebih dari 500 orang menandatangani surat terbuka yang isinya mendesak King’s College di London agar melindungi kaum Muslim yang menimba ilmu di kampus itu. Surat terbuka tersebut muncul menyusul kasus pelecehan yang menimpa mahasiswi Muslimah di universitas itu, belum lama ini.
Media lokal melaporkan, insiden tersebut terjadi pada Jumat (4/3) pekan lalu. Ketika itu, seorang mahasiswi Muslimah dirobek hijabnya dengan kasar oleh dua lelaki yang tidak disebutkan namanya. “Muslimah lainnya yang berada di lokasi yang sama juga mendapat pelecehan verbal oleh salah satu dari dua pria itu,” tulis laman Independent, Kamis (10/3).
Beberap saksi di lokasi kejadian mengatakan, tidak ada satu pun mahasiswa yang berani melerai pertengkaran tersebut. Sementara, para petugas keamanan kampus juga terkesan enggan betindak saat insiden itu terjadi di dekat mereka.
“Para wanita Muslimah sedang mendapat serangan verbal dan fisik ketika itu. Tapi, petugas keamanan kampus hanya berdiri di sana tanpa melakukan apa-apa,” tutur seorang mahasiswa pascasarjana King’s College, Mohamed Abdullahi, seperti dikutip World Bulletin.
Presiden Islamic Society of King’s College London, Issa Ruhani menyayangkan kurangnya respons pihak universitas dalam menyikapi kasus Islamofobia yang terjadi di lingkungan kampus. “Kami merasa King’s College telah gagal melindungi mahasiswanya. Polisi baru tiba lebih dari 45 menit setelah insiden, sedangkan para pelaku dibiarkan melakukan aksi pelecehan mereka terhadap anggota kami,” ujar Ruhani.