REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tumbuhnya bisnis travel haji disebabkan beberapa faktor. Salah satunya masa tunggu haji yang terlalu lama. Karena itu, banyak diantara travel yang menyuguhkan biaya murah padahal berakhir pada penipuan.
Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanul Haq mengatakan, pada awalnya, belum ada daya tarik kuat di masyarakat untuk berangkat umrah. "Namun akhirnya penduduk kita mulai umrah, karena animo masyarakat yang besar untuk melaksanakannya. Maka munculah travel," kata dia, kamis (10/3).
Hanya, Maman menyayangkan, tidak semua travel melayani calon jamaah secara proffesional dan bertanggungjawab. Sehingga ada travel yang menawarkan sesuatu yang lebih murah, namun tidak bertanggungjawab."Budaya masyarakat kita, melihat mudah diakses dan murah. Namun tidak melihat dampak itu," tutur dia. "Saya setuju, budaya masyarakat kita selalu ingin mudah naik haji. Tanpa tahu mereka dimanipulasi,"tambahnya.
Ke depan, Maman mengharapkan adanya pengawasan pemerintah terhadap travel bodong semakin menguat. Dengan demikian, tidak ada lagi jamaah yang ditelantarkan travel bodong. Pemerintah pun diminta berupaya melakukan penegakan hukum yang lebih baik. Bila perlu, kata dia, pemerintah harus menutup travel yang berani menelantarkan calon jamaah.
Jika ada jamaah yang melaporkan penipuan atau penelantaran, aparat berwenang harus melakukan tindakan tegas."Agar calo-calonya ditangkap juga. Karena kasihan sudah sampai di Thailand atau Makkah tidak ada penginapan," kata dia.
Dia menilai, sampai saat ini penelantaran jamaah umrah masih banyak kasusnya. Untuk calonya sendiri, biasanya berasal dari daerah, dan jaringannya sampai ke Arab Saudi. Meski para pelaku di Arab Saudi adalah orang Indonesia."Mereka (yang menipu) bisa ditangkap dengan pasal penipuan," terang dia.