Saat masa penjajahan, Kiai Noer Ali juga mendapat julukan dari orang Belanda, yaitu si belut putih. Julukan tersebut ditujukan kepadanya karena sangat sulit ditangkap oleh pasukan Belanda.
Contoh kasusnya adalah ketika pada suatu waktu Kiai Noer Ali memasuki masjid. Melihat kiai di dalam masjid para ‘kaki tangan Belanda’ yang bersenjata itu segera menunggu sandal Kiai Noer Ali yang berada di luar masjid.
Namun ternyata mereka kecele karena mereka tidak mengetahui kalau Kiai Noer Ali sudah pergi meninggalkan masjid tersebut
“Jadi beliau punya keunikan tersendiri, tapi bukan mistik. Artinya, ya mungkin karena beliau punya staretegi melarikan diri serta ‘dipayungi' kebesaran Tuhan. Karena susah ditangkap maka dia dijuluki sebagai 'belut putih',” jelas Muhtadi.
Saat ini, sudah ada ratusan ribu yang telah lulus dari pesantren Attaqwa. Dan dalam berperan di kehidupan masyarakat selalu bermanfaat untuk lingkungannya, rata-rata ada yang menjadi pejabat, kiai dan sebagainya.