Muhtadi mengatakan, Kiai Noer Ali selain membangun masyarakat melalui pesanren, dia juga membangun masyarakat melalui mushalla. Tercatat saat ini, sudah ada sekitar 70-an mushalla yang berada di bawah naungan Masjid Attaqwa.
“Kalau mau ada kegiatan apapun semunya dirembuk bersama di berbagai mushalla ini. Alhasil kampung Kiai Noer Ali ini dikenal sebagai kampung Betawi yang santri atau yang punya jawara yang santri,” jelas dia.
Melaui pesantren itu, Kiai Noer Ali berharap agar para santrinya dikemudian menjadi kader umat yang //kaffah//, yakni pintar dan terampil. ‘'Jangan sekali-sekali santri Kiai Noer hanya pintar tapi tidak benar. Itu prinsip kiai. Jadi lebih baik benar dulu baru pintar. Kalau pintar tapi gak benar, bila pada suatu hari jadi pejabat, maka dia menjadi pejabat yang korupsi,” kata Muhtadi.
Kiai Noer Ali juga dikenal dengan sosok Kiai yang moderat. Sikap ini dia perlihatkan dengan mempersilahkankan para santrinya melakoni profesi hidup apapun dengan syarat dilakukan dengan tujuannya semata untuk mengharap ridlo Allah Swt. “Apapun pintu-pintu profesi silahkan ditempuh, yang penting ingat satu, yaitu garis agama, Tuhan,” ujar dia.