REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia, Natsir Zubaidi mengharapkan Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) turut membahas isu Suriah, Yaman dan kelompok bersenjata ISIS, selain soal Palestina yang menjadi pembahasan utama.
"Agar di samping membahas masalah Palestina, juga penyelesaian konflik Suriah, Yaman dan kelompok bersenjata ISIS bisa masuk agenda pembicaraan," kata Natsir lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, peran Indonesia di KTT OKI sangat besar sehingga posisinya harus dapat segera membantu penyelesaian masalah Palestina dan persoalan aktual di Timur Tengah dewasa ini.
Sebagai negara Muslim terbesar dan anggota OKI yang tidak terlibat konflik, kata dia, Indonesia dapat melakukan misi diplomasi untuk meredakan ketegangan di Timteng yang tengah membara.
Indonesia, lanjut dia, tidak sendiri karena berdiri bersama negara Islam lain untuk memperjuangkan isu-isu dan penyelesaian konflik Timur Tengah. Beberapa negara itu seperti Malaysia, Pakistan dan Maroko yang memiliki potensi untuk melerai konflik di Timur Tengah.
RI bersama negara Islam lainnya itu juga dapat melakukan kontak dengan Iran, Amerika Serikat dan Rusia yang nampak bertarung dalam perebutan hegemoni di Timteng.
Natsir juga mengapresiasi penyelenggaraan KTT OKI oleh pemerintah yang bersedia menjadi tuan rumah acara kerja sama antarnegara Muslim itu di Jakarta, 6-7 Maret.