REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumi Institute, lembaga pemikiran Islam resmi hadir. Dibangun berdasarkan visi dan misi dari pemikiran seorang cendekiawan Islam, Maulana Jalaludin Rumi, Rumi Institute memiliki satu pemaknaan baru terhadap Islam, bahkan pemaknaan atas agama.
"Selama ini kita memaknai agama hanya pada ritual semata. Hal itu hanya akan mempersempit wilayah agama itu sendiri," ujar Muhammad Nur Jabir selaku Direktur Rumi Institute dalam keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Ahad (28/2).
Pemikiran-pemikiran Jalaludin Rumi, ujar Jabir, tercatat dalam sejarah pemikiran Islam. Karya-karyanya juga dipandang menyuguhkan Islam yang sejuk, indah dengan kedalaman muatan makrifat yang agung.
Menurut Jabir, perspektif baru yang ditawarkan adalah memandang agama dalam perspektif batin yang hanya bisa didekati oleh hati. Di mana dalam pandangan Rumi inti dari agama adalah pada batin agama.
"Pada batin Agama kita akan menemukan kontinuitas di antara agama-agama yang ada sebab inti dari segala agama adalah Tuhan dan Tuhan bisa dirasakan di dalam hati melalui cinta," jelas Jabir.
Jabir menegaskan bahwa kehadiran Rumi Institute dapat mengingatkan kembali nurani dan kemanusiaan yang mulai sirna secara perlahan oleh keangkuhan, egoisme, hasrat kekuasaan dan segala hawa nafsu yang akan mengahantarkan manusia pada kehancuran dan kekerdilan.
"Seraya memohon restu dari masyarakat luas, kami mengajak dan membuka seluas-luasnya kepada seluruh lapisan masyarakat agar bersama-sama dengan kami menyatukan langkah dan memberikan sumbangsih penyadaran eksistensi kemanusiaan," pungkas Jabir.