Jumat 26 Feb 2016 14:56 WIB

Mulianya Ilmu di Dalam Islam

Rep: C39/ Red: Achmad Syalaby
Pemerhati pendidikan Tutty Alawiyah.
Foto: Republika/Wihdan H
Pemerhati pendidikan Tutty Alawiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Umat Islam  mendapatkan berbagai tantangan baru dalam hidupnya di era digital sekarang ini. Karena itu, umat Islam harus terus menuntut ilmu hingga akhir hayatnya. Ustazah Tutty Alawiyah mengatakan, kedudukan Ilmu di dalam Islam sangat tinggi, karena manusia itu telah diberi karunia otak oleh Allah Swt untuk menangkap sesuatu kebesaran ciptaan Allah Swt.

“Islam itu sangat mementingkan ilmu. Jadi kita sebagai manusia yang diberi karunia yang lebih tinggi atau lebih sempurna dari makhluk lain harus memanfaatkannya,” kata ustazah bergelar profesor tersebut kepada Republika.co.id, Selasa (23/2).

Menurut Rektor Universitas Islam Asy-Syafiiyah tersebut, melalui otak itu Umat Islam bisa merenungkan dirinya yang mendapatkan banyak sekali titipan dan amanat dari Allah. Karena itu, di dalam Alqur’an juga disebut, Wafi Anfusikum Afala Tubsirun

“Apa yang ada di dalam diri kamu apa gak mandang? Begitu artinya. Mata, telinga, otak, mulut, tangan, hati, dan semua nikmat Allah mesti dilihat dan direnungkan. Kita manfaatkan itu semua bagi kepentingan kehidupan kita yang lebih baik,” jelasnya.

Apalagi, kata dia, ayat Alquran pertama yang turun kepada Umat Islam adalah Iqra’. Dalam ayat tersebut, menurutnya tidak terlepas dari pada masalah baca saja, tapi baca itu artinya membaca terhadap alam yang sangat luas. Kendati demikian, kata dia, dalam belajar itu harus ada batasan tertentu, sehingga  Iqra’ tersebut harus disandingkan dengan Bismirabbika.

“Jadi bagi umat Islam, harus baca seperti ayat ini dengan seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya. Tapi, jangan lupa kita juga harus membaca dengan nama Allah,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement