Kamis 25 Feb 2016 18:09 WIB

ACT Ikuti Pelatihan Bencana Global

Rep: Santi Sopia/ Red: Achmad Syalaby
Presiden ACT Ahyudin (kiri) dan Senior Vice President ACT Syuhelmaidi Syukur
Foto: Maman Sudiaman/Republika
Presiden ACT Ahyudin (kiri) dan Senior Vice President ACT Syuhelmaidi Syukur

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Indonesia, melalui Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) diundang langsung Social Research and Training Centre for Islamic Countries (SESRIC) untuk mengikuti "Emergency and Disaster Medical Services Training Programme 2016" di Turki, 28 Februari sampai 11 Maret. 

ACT akan mengirimkan duta-duta terbaiknya untuk mengikuti pelatihan itu. Sebanyak 15 relawan untuk mengikuti program tersebut. Menurut Senior Vice President ACT, Syuhelmaidi Syukur, undangan untuk para relawan yang tergabung dalam Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) itu, skaligus penanda perhatian dunia terhadap Indonesia. Negara, lanjutnya, patut bangga, mengingat Indonesia juga dikenal sebagai negeri rentan bencana.

"Kita tentu masih ingat dengan bencana tsunami Aceh dan lainnya yang menjadi perhatian dunia, misalnya. Maka undangan ini tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia karena memiliki putra-putra terbaik dengan keahlian dan keterampilan kelas global," kata Syuhel yang juga Sekretaris Jenderal Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) itu di Jakarta, Kamis (25/2).

Ia menambahkan, pelatihan itu nantinya dipandu para trainer bersertifikat internasional. SESRIC adalah anak lembaga Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang didirikan sebagai lembaga riset dan evaluasi indeks sosial, ekonomi dan negara OKI. SESRIC dibentuk untuk menyelenggarakan program pelatihan dan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang disesuaiakn dengan kebutuhan setiap negara. 

Para relawan akan menjalani pelatihan di International Urla Eemergency Disaster Training and Simulation Center, Kota Urla, Provinsi Izmir, Turki. Ini merupakan pusat pelatihan yang dikembangkan menjadi lokasi training, pusat simulasi serta pelatihan layanan emergensi dan kebencanaan sejak 2011. 

Pusat pelatihan ini juga telah menjadi salah satu rekanan program Badan Kesehatan Dunia (WHO). Hingga saat ini, pusat pelatihan itu telah meluluskan ribuan tenaga medis skala internasional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement