REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Duta Besar Inggris untuk RI Moazzam Malik mengunjungi pondok pesantren dan sejumlah lembaga pendidikan Islam di seputar Jawa Tengah. Malik menegaskan, kunjungan tersebut penting karena dia bisa belajar lebih jauh tentang Islam di Indonesia saat ini.
Tidak hanya itu, Malik menjelaskan, dia akan mendorong pemimpin agama dan pemimpin politik di Indonesia untuk membagikan pengalamannya dalam penanganan radikalisme. Dia menjelaskan, resiko radikalisme –sebenarnya-- ini dihadapi oleh semua negara di dunia ini.
Malik mengungkapkan, semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk ikut mencegahnya, demi masa depan dunia. Meski setiap Muslim memiliki tuntunan yang sama yakni Alquran dan Hadis yang berlaku di seluruh dunia, dia mengungkapkan, Indonesia berbeda dalam mengimplementasikannya. Dampaknya, kata dia, pluralisme dan toleransi hidup di negeri ini.
Menurut dia, tak ada satupun negara di dunia ini yang mampu menangani permasalahan radikalisme serta terorisme sendirian. Juga negara- negara yang sudah maju dan kuat sekalipun. Indonesia, kata Malik, berbeda dengan negara Islam lainnya. Karena lebih moderat, plural dan kehidupan toleransi beragamanya yang kuat, meski masih ada resiko radikalisme yang tercermin dari aksi teror di Jalan MH Thamrin, baru- baru ini.
“Namun dibandingkan dengan negara lainnya, saya melihat Indonesia lebih berhasil dalam mengendalikan resiko ekstrimisme dan terorisme ini,”kata dia pondok pesantren (Ponpes) Edi Mancoro, Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Rabu (24/2).