Rabu 24 Feb 2016 16:59 WIB

Dubes Inggris: Umat Islam RI Berbeda Implementasikan Alquran dan Hadis

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Achmad Syalaby
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik (kiri) didampingi Pimpinan Pondok Pesantren Edi Mancoro Muhammad Hanif (kedua kiri) mengunjungi pondok pesantren di Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (24/2)
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik (kiri) didampingi Pimpinan Pondok Pesantren Edi Mancoro Muhammad Hanif (kedua kiri) mengunjungi pondok pesantren di Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (24/2)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Duta Besar Inggris untuk RI Moazzam Malik mengunjungi pondok pesantren dan sejumlah lembaga pendidikan Islam di seputar Jawa Tengah. Malik menegaskan, kunjungan tersebut penting karena dia bisa belajar lebih jauh tentang Islam di Indonesia saat ini.

Tidak hanya itu, Malik menjelaskan, dia  akan mendorong pemimpin agama dan pemimpin politik di Indonesia untuk membagikan pengalamannya dalam penanganan radikalisme. Dia menjelaskan, resiko radikalisme –sebenarnya-- ini dihadapi oleh semua negara di dunia ini.

Malik mengungkapkan, semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk ikut mencegahnya, demi masa depan dunia. Meski setiap Muslim memiliki tuntunan yang sama yakni Alquran dan Hadis yang berlaku di seluruh dunia, dia mengungkapkan, Indonesia berbeda dalam mengimplementasikannya. Dampaknya, kata dia,  pluralisme dan toleransi hidup di negeri ini.

 Menurut dia, tak ada satupun negara di dunia ini yang mampu menangani permasalahan radikalisme serta terorisme sendirian. Juga negara- negara yang sudah maju dan kuat sekalipun. Indonesia, kata Malik, berbeda dengan negara Islam lainnya. Karena lebih moderat, plural dan kehidupan toleransi beragamanya yang kuat, meski masih ada resiko radikalisme yang tercermin dari aksi teror di Jalan MH Thamrin, baru- baru ini.

 “Namun dibandingkan dengan negara lainnya, saya melihat Indonesia lebih berhasil dalam mengendalikan resiko ekstrimisme dan terorisme ini,”kata dia pondok pesantren (Ponpes) Edi Mancoro, Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Rabu (24/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement