REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pengamanan kehadiran Grand Syeikh Al-Azhar Mesir, Prof Ahmad At-Thayyip yang dijadwalkan menerima gelar doktor honoris causa (HC) di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, super ketat.
Pengamanan bahkan dilakukan sejak Selasa (22/2). Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Prof Mudjia Raharjo di Malang, Rabu (24/2), mengatakan karena kedudukannya setara Perdana Menteri, maka tingkat pengamanannya juga dilakukan super ketat (VVIP).
"Pengamanan Grand Syeikh ini melibatkan personel gabungan dari TNI dan Polri," kata Mudjia.
Kehadiran Grand Sheikh Al-Azhar di Indonesia dalam kapasitas sebagai tamu negara. Di Malang, ia akan menghadiri penganugerahan gelar doktor honoris causa dari UIN Maulana Malik Ibrahim. Selama berada di Malang, Grand Syeikh didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Mudjia mengemukakan ketika dirinya menemui Grand Syeikh untuk menerima gelar doktor HC tersebut, ada tiga orang menteri yang kala itu juga mengantre bersamanya. Oleh karena itu, tingkat pengamanan kepada At-Thayyib disiapkan dengan protokoler sekelas Presiden.
Sejak Selasa (23/2), personel dari kepolisian maupun TNI disebar untuk mengamankan sejumlah titik di kawasan Malang raya, bahkan di sepanjang jalan protokol yang bakal dilalui Grand Syeikh untuk menuju UIN Maliki dijaga super ketat. Ada dua hingga tiga personel kepolisian dan TNI berjaga hampir di setiap 50-100 meter.
Di titik-titik tertentu juga dilengkapi dengan kendaraan lapis baja, seperti di kawasan belakang gedung Rektorat UIN Maliki.
Gelar doktor HC kepada Grand Syeikh Al-Azhar Mesir, Prof Ahmad At-Thayyib karena berjasa besar di bidang keilmuan, kemasyarakatan dan bidang pendidikan Islam. "Pemberian gelar itu untuk mengapresiasi jasa Syeikh Ahmad pada pengembangan Islam Moderat dalam rangka menciptakan perdamaian masa depan secara global," ujarnya.