REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI, Hayu Prabowo, mengatakan, masjid memerlukan kesinambungan sumber daya air yang suci dan menyucikan sebagai salah syarat shyahnya ibadah, serta sanitasi dan kesehatan lingkungan yang baik guna menjaga kesucian dan kesehatan masjid.
"Masjid perlu berperan aktif untuk meningkatkan kesadaran umat Muslim sebagai potensi terbesar bangsa dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup guna kelangsungan kehidupan seluruh makhluk di bumi," katanya, Sabtu (20/2).
Menurutnya, peran masjid sangat penting dalam mendorong dan membentuk umat serta meningkatkan peran masyarakat adlam pemuliaan lingkungan hidup yang tercermin dalam tindakan dan perilaku kehidupan umat muslim sehari-hari dalam melaksanakan ibadah dan muamalah yang ramah lingkungan serta menambah manfaat bagi perekonomian bagi jama'ah dan masjid itu sendiri.
Program Ecomasjid mendapat dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepakatan anatara Menteri LHK dan sembilan tokoh lintas agama untuk peduli terhadap kelestarian lingkungan yang ditanda tangani pada 26 November 2015 lalu.
"Salah satu aksi yang dilakukan adalah Eco rumah ibadah," katanya.
Dijelasknnya, tindak lanjut dari peluncuran ecoMasjid adalah penanaman pohon serta pembangunan kurang lebih 4.000 bibit yang diberikan kepada 36 perwakilan masjid se-Jabodetabek. Tercatat kurang lebih ada sekitar 850.000 masjid di Indonesia, apabila 100 pohon ditanam di setiap masjid, maka pohon yang tertanam mencapai 85 juta yang ekuivalen seluas 2,12 juta hektare.
"Luasan penghijauan ini akan semakin besar bila seluruh rumah ibadah melakukan hal serupa. Program penanaman pohon yang telah dituangkan dalam RPJMN Kementerian LHK periode 2015-2019 ditargetkan seluas 5,5 juta hektare yang dialokasikan kurang lebih 1,045 juta hektare pertahun," katanya.