REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bara Muslim di Eropa utamanya Spanyol tidak tergerus dengan gelombang teror yang membawa nama Islam. Tokoh-tokoh Muslim Spanyol terus mencari dukungan untuk mengembangkan potensi Islam di jantung Eropa.
Dalam kunjungan ke kantor Harian Republika, Jumat (13/2), Wakil Presiden Masjid Sevilla Foundation Ibrahim Hernandez mengatakan, pihaknya sedang melakukan safari ke negara-negara lain untuk mencari dukungan.
Dia menuturkan, kejadian-kejadian terorisme yang terjadi di Eropa, seperti penyerangan ke kantor Charlie Hebdo dan Serangan teroris ke Paris tidak membuat pengikut Muslim berkurang. Bahkan, pengikut Islam terus bertambah.
Terorisme, kata dia, tidak membuat masyarakat Spanyol antipati dengan pengikut Islam di sana. Pasalnya, walaupun mengetahui sosok atau ciri khas Muslim di Spanyol mereka tidak menilai Islam adalah teroris. Teroris yang kerap disebut adalah gerakan Basque.
Ibrahim mengatakan, Muslim di Spanyol sekitar lima persen total penduduk. Namun, hubungan Muslim dengan agama lain berjalan lancar. Pihaknya pun tetap merasa memiliki kewajiban untuk mengabarkan kepada masyarakat bahwa Islam bukan teroris.
Kendati begitu, ia mengingatkan agar pesan-pesan yang mengatasnamakan Muslim menyebabkan Islamofobia. "(Jangan) menyebabkan Islamofobia," katanya.
Humas Masjid Sevilla Foundation Muhsin Sierra mengatakan, kehidupan di sana sekuler. Artinya, agama berdiri terpisah dengan hal lainnya. Ibrahim menuturkan, Islam seperti agama-agama lain berhak berkembang di Spanyol.