Rabu 10 Feb 2016 14:53 WIB

Tiga Fakta tentang Syam, Tanah Warisan Para Nabi

Rep: Marniati/ Red: Achmad Syalaby
Warga Suriah berjalan di antara puing-puing bangunan setelah serangan udara dari pasukan rezim
Foto:
Salah satu sudut Kota Damaskus, Suriah.

Penyebutan nama Suriah atau Syria pertama kali digunakan oleh seorang ahli ilmu bumi dan sejarawan Yunani yang bernama Strabo (63 SM-24 M). Menurut Strabo, Suriah yang dimaksud meliputi wilayah Timur dekat antara Asia Kecil dan Mesir yang dikuasai kerajaan Romawi.

Pada saat bangsa Arab menguasai kawasan tersebut pada abad ketujuh Masehi, mereka menamakannya Barr asy-Syam (Tanah Syam), asy-Syam (Utara), atau Bilad asy-Syam (Negeri Syam). Syam yang dimaksud adalah putra Nabi Nuh. Di kalangan orang-orang Eropa, nama Syria lebih sering digunakan daripada Suriah.

Dari catatan sejarah, ada yang menyamakan nama Suriah dengan kata Suriya atau Surya yang berasal dari kata Sur. Pengertian kata Sur di sini adalah tanah berpagar atau kubu pertahanan atau kota yang dikeliling dinding atau tembok pertahanan.

Dalam perkembangannya, istilah Sur digunakan untuk menyebut sebuah provinsi Romawi yang terdiri atas wilayah-wilayah yang dihuni oleh Funisia, Yahudi, Filastin, Hyksos, Aram, Hittit, dan Amorit. Dengan demikian, nama Suriah pada masa tersebut mengacu pada suatu wilayah yang lebih luas daripada negara Suriah sekarang.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement