REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, Prof. Dr. H. Zainal Abidin meminta kepada seluruh penganut agama untuk turut menyukseskan Imlek yang dirayakan oleh penganut agama tertentu.
Hal itu guna menghargai perayaan hari-hari besar agama lain, serta meningkatkan toleransi antarumat beragama dengan baik didaerah tersebut, katanya di Palu, Sabtu, terkait Hari Raya Imlek 8 Februari 2016.
"Saling percaya dan saling menyayangi, maka kehidupan akan berjalan rukun, tertib aman dan damai," ujarnya, Sabtu (6/2). Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu itu mengemukakan bahwa sesama pemeluk agama perlu untuk saling menerima dan menjunjung tinggi perbedaan yang ada di muka bumi.
Perbedaan yang ada, kata dia, tidak harus menjadikan umat manusia saling bermusuhan, bertikai, dan terpecah belah. Karena itu biarkanlah perbedaan yang ada tetap pada koridornya dan jangan dibesar-besarkan apalagi memperdebatkannya.
"Biasanya kebencian timbul karena adanya perbedaan, ini yang harus dihilangkan. Biarkan perbedaan pada koridornya dan tidak harus mebuat manusia saling membenci," sebutnya.
Menurut dia kebencian yang berangkat dari perbedaan akan berujung pada runtuhnya keharmonisan dan toleransi antarsesama pemeluk agama.Dia menjelaskan, para tokoh di setiap pemeluk agama harus berperan untuk memberikan pencerahan kepada pemeluk agama, agar dapat menerima dan menghargai perbedaan.
"Saya kira untuk menjaga toleransi antarsesama pemeluk agama, maka para tokoh agama harus mengingatkan dan memberikan pencerahan kepada seluruh jamaah, untuk menghargai dan menjunjung tinggi perbedaan," ujarnya.