Sabtu 06 Feb 2016 18:00 WIB

Diplomat Pertama dalam Sejarah Islam ini dari Kalangan Pemuda

Rep: fuji pratiwi/ Red: Nasih Nasrullah
 Suasana shalat Jumat pertama di tahun 2016 di Masjid Istiqlal, Jumat, (1/1).  (foto : MgROL_54)
Suasana shalat Jumat pertama di tahun 2016 di Masjid Istiqlal, Jumat, (1/1). (foto : MgROL_54)

REPUBLIKA.CO.ID, Para pemuda Muslim generasi awal berkiprah dalam spektrum luas. Rasulullah memetakan potensi tiap-tiap sahabat dengan cermat. Alquran surah at-Taubah ayat 122 menyebutkan, tidak sepatutnya mukminin terjun semua ke medan perang. Salah satu peran itu adalah diplomat, dan ternyata diplomat pertama yang dikirim Rasulullah juga berasal dari golongan pemuda.

Adalah Mush’ab bin Umair, seorang pemuda kaya, rupawan, dan terpandang di Makkah. Ia rela meninggalkan keluarga, kemewahan, dan kehormatan di tengah kaumnya demi Islam. Mush’ab adalah duta pertama dalam sejarah Islam.

Ia diminta Rasulullah mengajar Alquran kepada penduduk Madinah. Ketika itu, di antara sahabat Rasulullah sebenarnya masih ada beberapa sahabat yang lebih tua dan lebih berkedudukan, tetapi Rasulullah punya pertimbangan sendiri mengutus Mush’ab.

“Mush’ab menyadari bahwa dirinya hendak menangani persoalan yang paling besar saat itu. Ia bertanggung jawab dalam menentukan masa depan Islam di Madinah yang tak lama kemudian menjadi //Dar al-Hijrah//, titik pusat dakwah dan para dai,” tulis Khalid Muhammad Khalid.

Ketika Rasulullah mengutusnya, hanya ada 12 orang yang sebelumnya telah membaiat Rasulullah pada Baiat Aqabah. Pada musim haji, setahun setelah Bai’at Aqabah, Mush’ab mengantarkan tujuh puluh laki-perempuan Madinah untuk berbaiat kepada Rasulullah.

Dengan kecerdasan dan kesungguhan usaha, ia membuktikan kepercayaan Rasulullah. Pemuda itu syahid pada masa perang Uhud. Jauh berbeda dengan masa kemewahannya semasa jahiliyah, ketika meninggal, ia bahkan tak punya kain yang cukup untuk menutup seluruh tubuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement