Selasa 02 Feb 2016 02:27 WIB

Harta Hingga Surga Cuma Dapat Diraih dengan Ilmu

 Ilmuwan Muslim penemu optik (ilustrasi).
Foto: emel.com
Ilmuwan Muslim penemu optik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Demikian pentingkah ilmu dalam hidup? Andai kita analogikan, ilmu adalah obor di malam yang gelap gulita. Dapat kita bayangkan bagaimana jadinya bila seseorang berjalan di malam hari tanpa adanya penerang. 

Begitu pun hidup ini. Orang akan sengsara, stres, bahkan putus asa, menjalaninya andai tidak disertai dengan ilmu. Maka pantaslah kalau Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa menginginkan dunia harus dengan ilmu. Barang siapa menginginkan akhirat harus dengan ilmu. Barang siapa menginginkan keduanya (dunia akhirat), maka harus dengan ilmu". 

Begitulah, hidup ini adalah surga bagi orang yang berilmu. Apapun yang ada, harta, jabatan, bahkan surga, hanya bisa kita raih dengan ilmu.

Sebuah kisah menarik terjadi ketika Nabi Sulaiman diberi dua pilihan; memilih ilmu atau istana berlapis emas (harta). Beliau pun memilih yang pertama; ilmu. Ternyata, dengan ilmu itulah Nabi Sulaiman mampu mendapatkan harta yang melimpah dan istana yang megah. Bagaimana jadinya andai ia memilih harta? Belum tentu ia mendapatkan ilmu. 

Karena itu Imam Ali karamallahu wajha berkata, "Ilmu lebih baik daripada harta, karena Anda akan sibuk menjaga harta itu, sedangkan ilmu akan menjaga Anda. Harta habis bila diberikan, sedangkan ilmu akan bertambah kalau diberikan. Ilmu adalah kuasa, sedang harta dikuasai. Penumpuk harta akan mati, meskipun dalam hidupnya, sedang ulama (ilmuwan) tetap hidup sepanjang jaman. Walau pada zahirnya mereka sudah tiada, tetapi pengaruh mereka tetap abadi di hati". 

Demikian tinggi derajat orang berilmu dalam pandangan Allah, hingga diibaratkan seperti bintang di langit yang mencahayai sekitarnya. Bahkan perbandingan antara ahli ibadah dengan ahli ilmu, bagaikan perbandingan bumi dengan langit. Demikian tingginya. Maka tidak mengherankan bila dalam Alquran perintah menuntut ilmu (yang berkaitan dengan penggunaan akal pikiran) jauh lebih banyak daripada perintah sholat.

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement