Senin 01 Feb 2016 18:00 WIB

Hari Hijab Internasional Tegaskan Identitas Muslimah

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Agung Sasongko
Muslimah berhijab
Foto: Republika/Tahta Aidlla
Muslimah berhijab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Norma Sari, menyambut baik peringatan Hari Hijab Internasional yang jatuh pada hari ini, Senin (1/2). Menurutnya Hari Hijab Internasional memberikan dampak yang positif bagi para Muslimah.

Menurutnya, hijab merupakan identitas Muslimah yang tidak perlu dipertanyakan dan tidak perlu dilarang. "Hak bagi Muslimah untuk menjaga identitasnya," tulis Nora melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Senin (1/2).

Norma menambahkan, Hari Hijab Internasional menegaskan bahwa hijab merupakan wujud emansipasi Muslimah. Untuk itu, hijab tidak boleh menjadi halangan untuk berkarya dan berkarir di ruang publik.

Terlepas dari hijab masih sebagai tren, Norma mengaku memandang positif orang yang sudah mau berhijab. Kalaupun masih sebatas mode, setidaknya satu langkah menutup aurat sudah diambil.

Ia menuturkan dakwah adalah perjalanan panjang tiada henti dan harus berkesinambungan. Serta, sudah menjadi tugas dakwah untuk terus memperbaiki agar hijab bukan lagi sekedar fashion namun bagaimana nilai-nilai Islam terinternalisasi dengan baik.

"Hingga pada akhirnya hijab akan dikenakan sesuai tuntutan bagi pemakai, dan akan dihargai sebagai identitas dan simbol emansipasi bagi orang luar," kata Norma menambahkan.

Norma menegaskan Muslimah yang sudah memutuskan berhijab juga harus menjaga komitmen dengan cara memperkuat pemahaman alasan berhijab, menutup aurat, tujuan dan manfaat berhijab. Serta, paham betul tentang pentingnya identitas hijab bagi muslimah secara internal dan eksternal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement