REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Al Washliyah telah membuahkan beberapa poin penting. Sekretaris Jenderal Al Washliyah Masyhuril Khamis mengatakan, di antara semua hal yang direkomendasikan dan dihasilkan, peningkatan mutu pendidikan dan dakwah merupakan inti terpenting dalam Rakernas.
Masyhuril mengungkapkan pihaknya akan berusaha menyediakan fasilitas pendidikan agama yang berkualitas, namun tetap dapat dijangkau masyarakat berpenghasilan rendah atau miskin. "Karena selama ini biaya untuk memasukkan (peserta didik) ke lembaga yang bagus relatif mahal.
Padahal terkadang anak-anak dalam kelurga kurang mampu, mereka memiliki kemampuan yang lebih baik," jelasnya pada Republika.co.id, Ahad (31/1).
Ia menerangkan peningkatan kualitas pendidikan akan dilakukan dengan cara menggabungkan kurikulum nasional dengan kurikulum susunan Al Washliyah sendiri. "Jadi program pemerintah tetap jalan, tapi kita juga isi dengan muatan-muatan kita, kearfian lokal dari sebuah daerah, tapi pondasinya tetap agama," ujarnya.
Selain untuk meningkatkan kualitas, metode pengajaran dengan menggabungkan kurikulum nasional dengan kurikulum Al Washliyah dimaksudkan untuk menghindarkan peserta didik dari kerusakan moral dan mental. Dalam hal ini, Masyhuril menyinggung berkembangnya aliran-aliran menyimpang di tengah kehidupan masyarakat, termasuk perihal kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender.
Rakernas I Al Washliyah berlangsung pada 30 Januari hingga 31 Januari 2015. Menurut Ketua Penyelenggara Rakernas Ahmad Doli Kurnia, selain soal pendidikan, Rakernas juga telah menyepakati perihal penguatan konsolidasi serta penataan organisasi, perluasan media serta peningkatan kualitas pendidikan, penguatan strategi dakwah dan pengembangan kualitas dai, dan pengembangan media amal sosial organisasi secara nasional.