REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko berharap pondok pesantren dapat menjadi lembaga yang berperan aktif dalam mencegah berkembangnya radikalisme dan terorisme di Indonesia. Ia menilai, pesantren memiliki sumber daya manusia dan kekuatan yang cukup untuk melakukan hal tersebut.
Moeldoko mengungkapkan, ketika dia menjabat sebagai panglima Kodam Siliwangi, ia selalu mengajak pesantren-pesantren di sana bekerja sama dalam menangkal berkembangnya pemikiran-pemikiran radikal.
"Kita susun kurikulum bersama. Karena pesantren mengerti betul apa yang harus diperbuat untuk melakukan deradikalisasi," ujarnya ketika menghadiri seminar bertajuk 'Jihad Pesantren Melawan Terorisme dan Radikalisme' yang diselenggarakan Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) di Hotel Grand Menteng, Jakarta, Rabu (27/1).
(Baca: Cara Pesantren Berjihad Lawan Terorisme).
Ia mengaku memiliki harapan besar terhadap pesantren dalam menghadapi fenomena radikalisme dan terorisme di Indonesia. "Saya berharap pesantren bisa menjadi wadah untuk membangun karakter bangsa. Pesantren juga harus berkontribusi dalam pembangunan nasional," kata Moeldoko.
Sebagai mantan panglima TNI, Moeldoko juga mendambakan bila pesantren dapat menjalin komunikasi yang baik dengan TNI dan Polri. Dengan demikian, kata dia, akan tercipta sinergi yang baik dan dapat diandalkan untuk melawan radikalisme dan terorisme di Indonesia.