REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kebijakan Perdana Menteri Inggris, David Cameron mewajibkan Muslimah dari kalangan imigran belajar bahasa Inggris menuai protes. Namun, protes tersebut terkait pernyataan Cameron yang menilai Muslimah lemah
Menggunakan tagar atau hashtag ‘#TraditionallySubmissive’, Muslimah Inggris mengunggah foto-foto capaian mereka yang luar biasa. Mereka unggah foto kelulusan mereka mengenakan toga dan profesi-profesi mereka yang mengagumkan.
Penulis novel Love in a Headscarf, Shelina Janmohamed memulai protes tersebut dengan ide-ide mengunggah pekerjaan, hobi, dan opini Muslikah ntuk mematahkan pendapat Cameron bahwa wanita Muslim pasif dan tak berdaya
“Kenapa Anda tidak mencoba mencari tahu tentang kami sebelum Anda merasa memiliki hak untuk mengomentari kami?” Begitulah pertanyaan yang diajukan beberapa partisipan protes melalui media sosial Twitter. Pertanyaan tersebut diiringi oleh unggahan foto-foto para wanita Muslim.
Gelombang protes digital itu mulai Ahad (24/1) pukul 18.00 waktu setempat. Ratusan respon berisi foto kelulusan hingga para sukarelawan komunitas lokal memenuhi tagar tersebut. Aksi tersebut tak hanya melibatkan Muslimah, beberapa pria Muslim misalnya ikut meramaikan dengan mengunggah foto orangtua atau saudara mereka serta capaian mereka sebagai wanita Muslim.
Gerakan media sosial itu pun mendapat sambutan dari penulis seri terkenal Harry Potter, J.K. Rowling. Penulis wanita asal Inggris tersebut me-retweet cukup banyak foto-foto para pengikut yang berpartisipasi dalam gerakan tersebut.