REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri ESQ Ary Ginanjar Agustian mengapresiasi pagelaran musikal "A Maulid: The Gift of The Rose". Ary mengatakan, acara itu sangat relevan untuk menjawab sentimen negatif pada umat Islam pasca peristiwa pengeboman Thamrin.
"Setelah kejadian itu (teror Thamrin) timbul kesan, Islam itu keras. Hal itu dijawab dengan maulid yang memberikan kesan Islam penuh kelembutan dan kasih sayang," ujarnya kepada Republika.co.id, Sabtu (23/1).
Ary mengatakan, banyak pelajaran tentang cinta yang dicontohkan Rasul. Kisah-kisah Rasul memaafkan orang yang membuang sampah di atas kepalanya dan menyuapi orang buta yang pernah menghina dirinya, kata Ary, adalah sifat-sifat cinta yang jarang dimunculkan.
Akan tetapi, menurutnya, dengan pagelaran ini penonton diajak mengingat hal itu lewat paparan yang apik. Ary berharap masyarakat yang menyaksikan pagelaran tersebut bisa mendapatkan pesan Islam yang ingin menebar rahmat bagi semesta alam. Ia menilai, gerakan ini harus disebarkan bahkan ke level internasional.
"Perlu disebarkan karena pagelaran ini murni untuk menunjukkan cinta dan kasih sayang Rasulullah," ujarnya.
Pakar parenting dan mantan artis era 1980-an Neno Warisman mengaku musikal tersebut adalah pagelaran maulid yang digarap secara serius. Ia menyarankan, agar ada penambahan porsi kiprah para sahabat Rasul. "Mereka (sahabat) juga tokoh penting yang menjaga warisan teladan Rasul bertahan hingga saat ini," ujarnya.