Jumat 22 Jan 2016 10:42 WIB

Ngabalin: Provokasi Dibutuhkan untuk Mengubah Orang

Rep: C25/ Red: Achmad Syalaby
Khutbah Jumat (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Khutbah Jumat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesan Menteri Agama tentang ceramah yang tidak provokasi mulai mendapat respon.  Ketua Umum PP Badan Kordinasi Mubalig Seindonesia, Ali Mochtar Ngabalin, merasa tidak setuju dengan pesan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, soal ceramah yang bersifat provokatif.

Menurut Ali, umat memiliki waktu-waktu khusus yang memang membutuhkan sebuah ceramah yang membakar atau bersifat provokatif."Ada momentum tertentu umat harus diprovok," kata Ali kepada Republika.

Ia menerangkan kalau salah satu tugas seorang mubalig adalah untuk memprovokasi orang, sehingga dapat mengeluarkan seseorang dari kebiasaan yang ada. Maka itu, Ali menegaskan ceramah-ceramah yang terkesan keras atau bersifat provokatif, memang diperlukan umat dan tidak perlu diberikan pelarangan.

Terkait materi yang diberikan penceramah, Ali menerangkan isi ceramah yang provokatif akan tergantung dari dari makna dan bagaimana seseorang yang mendengarkan ceramah tersebut. Ia mengungkapkan kajian dan evaluasi dari Bakomubin, yang memang menjelaskan kalau terkadang sebuah materi dapat berhasil diresapi dengan cara yang provokatif.

Sebelumnya, Menteri Agama mengingatkan agar pendakwah-pendakwah dapat memberikan ceramah yang mencerahkan, serta tidak bersifat provokatif. Menag berpendapat langkah tersebut, dimaksudkan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan melahirkan paham-paham radikal di tengah umat. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement