REPUBLIKA.CO.ID, Suatu pagi, khalifah Umar bin Abdul Aziz pergi seorang diri ke sebuah pasar. Dia ingin mengetahui langsung keadaan pasar tersebut dengan berjalan menyusuri lorong-lorong pasar, melihat-lihat situasi jual beli serta kondisi masyarakat di sana.
Dengan mengenakan pakaian sangat sederhana, maka sudah barang tentu tidak ada seorang pun mengenalinya. Bahkan ada orang yang menduga kalau dia adalah seorang kuli panggul biasa.
Orang tersebut lantas menyuruh khalifah untuk membawakan barang yang tak mampu dibawanya karena terlalu berat. Khalifah Umar pun bersedia membawakan barang milik orang itu.
Setelah selesai membawakan barang tadi sampai ke tujuan, orang tersebut ingin memberikan imbalan kepada 'kuli panggul' ini. Akan tetapi, khalifah menolak dengan santun sambil berkata, "Saya hanya bermaksud menolong mengangkat barang ini, bukan untuk mendapatkan upah." Sesaat kemudian, ia minta diri.
Namun, belum jauh melangkah, seseorang memanggilnya dengan panggilan yang mulia. Mendengar itu, si pemilik barang tadi kaget. Dia baru menyadari bahwa orang yang telah disuruhnya membawa barangnya itu bukanlah orang sembarangan.
Kisah di atas adalah contoh bagaimana seharusnya seorang pemimpin yang mengemban tanggungjawab atau amanah dari rakyat, harus menjalankan kepercayaan tersebut dengan sebenar-benarnya. Tak hanya menerima laporan para stafnya, ia juga rajin nguping langsung dari rakyat dan menonton praktik langsung kebijakannya di lapangan. Rasulullah SAW bersabda: "Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinan kamu." (HR Bukhari dan Muslim).