Selasa 19 Jan 2016 19:14 WIB

UII Gelar Seminar Pengembangan Psikologi Islam

Rep: Rizma Riyandi/ Red: achmad syalaby
Keluarga makan bersama/ilustrasi
Foto: Prayogi/Republika
Keluarga makan bersama/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Fenomena modernitas di masyarakat  sering kali berdampak negatif pada perubahan psikologi manusia. Hal inilah yang membuat Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII menyelenggarakan kegiatan The 2nd National Conference on Islamic Psychology (NCIP) sebagai upaya untuk mengembangkan psikologi Islam secara berkelanjutan. 

Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, Arief Fahmie menyampaiakan, keluarga sebagai tempat pertama untuk membangun masyarakat tak luput dari arus perubahan modernitas. “Pola-pola yang dulu dikembangkan dan diterapkan dalam keluarga pun telah mengalami perubahan,” katanya, Selasa (19/1). 

Aspek budaya dan demografi masyarakat telah menghasilkan karakteristik problem dan tantangan yang berbeda bagi keluarga. Berbagai permasalahan muncul akibat dari modernitas di tengah kehidupan masyarakat. 

Selain itu, meningkatnya jumlah kejahatan di lingkungan sosial telah berdampak pada munculnya perasaan tidak aman yang dialami. Terutama oleh orang tua dalam keluarga. Terlebih, hal ini juga berdampak pada semakin menipisnya perasaan saling terikat dengan anggota masyarakat lain dan semakin menurunnya perasaan saling percaya di antara elemen masyarakat.

Menurut Arief, pada penyelenggaran tahun ini, NCIP mengangkat tema “Psikologi Islam untuk Penguatan Keluarga  Menuju Bangsa yang Tangguh dan Berkarakter”. Kegiatan NCIP dilaksanakan selama dua hari, tanggal 16 sampai 17 Februari 2016 di Hotel Royal Ambarukmo.

Arief menyampaikan, perlu dilakukan identifikasi yang lebih akurat terkait berbagai indikator permasalahan yang dihadapi keluarga oleh berbagai kalangan. Mulai dari pemerintah, akademisi, pekerja sosial, bahkan masyarakat itu sendiri. 

“Selain itu, perlu juga didiskusikan bagaimana pendekatan Islam khususnya psikologi dalam menjawab menjawab tantangan keluarga di masa sekarang,” katanya. Hal ini berdasarkan pemahaman bahwa Islam merupakan agama yang kontekstual dan ajaran-ajarannya senantiasa relevan sampai di akhir zaman. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement