REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Fasih berbahasa Inggris menjadi syarat imigran untuk menetap di Inggris. Cara ini dinilai dapat mengurangi risiko diskriminasi yang dialami imigran dari kalangan Muslimah.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengatakan, sudah waktunya menghapus diskriminasi yang dialami Muslimah. Ini sekaligus memudahkan pelaporan Muslimah ketika menghadapi kasus diskriminasi.
"Kita dapat mengatakan, mereka yang tidak fasih berbahasa Inggris akan memengaruhi kesempatan mereka menetap di Inggris. Hal ini pun dapat ditegaskan pada para pria yang mengisolasi wanita untuk belajar bahasa Inggris, maka akan ada konsekuensinya," kata dia seperti dilansir BBC, Selasa (19/1).
Cameron mengatakan, sebanyak 190 ribu Muslimah Inggris atau sekitar 22 persen tidak fasih berbahasa Inggris. Sedangkan 40 ribu di antaranya sama sekali tak bisa berbahasa Inggris. "Tidak mengejutkan, sebab 60 persen wanita keturunan Pakistan atau Bangladesh tidak aktif secara ekonomi," kata dia.
Mendukung rencana tersebut, pemimpin Partai Konservatif mengucurkan dana sebesar 20 juta poundsterling. Dana tersebut akan digunakan sebagai sumbangan pembelajaran bahasa bagi wanita yang terisolir dari akses belajar.
"Belajar agar fasih berbahasa Inggris sepenuhnya keputusan imigran jika mereka memang ingin tinggal dan menjadi warga negara Inggris,"kata dia.