REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Para ulama thariqah memandang bela negara menjadi semangat yang penting untuk digaungkan. Sebab, dunia Islam saat ini sedang dilanda krisis kebangsaan.
"Nasionalisme masyarakat kini mulau meluntur, perlu adanya obat untuk membangkitkan kembali semangat nasionalisme dan bela negara," kata KH Al-Habib Muhammad Luthfi, Ketua Jammiyah Ahlith Thariqah al-Mutabaroh An-Nahdliyah (Jatman) dalam acara Silaturrahmi Nasional Ulama Thariqah, Sabtu (16/1).
Untuk itu, ulama thariqah dunia bergabung dalam Konferensi Internasional Bela Negara guna menyusun kesepakatan pemikiran tentang bela negara. Konferensi yang di hadiri oleh sejumlah negara Islam dari mancanegara ini menghasilkan 9 poin penting tentang bela negara, yaitu:
1. Negara adalah tempat tinggal dimana agama diimplementasikan di dalam kehidupan bernegara.
2. Negara merupakan kebutuhan primer dan tanpanya kemaslahatan tidak akan bisa terwujud.
3. Bela negara adalah dimana setiap warga negara merasa memiliki dan cinta terhadap negara dan berusaha untuk mempertahankan dan memajukannya.
4. Bela negara merupakan kewajiban seluruh elemen bangsa sebagaimana dijelaskan di dalam Alquran dan Hadis Nabi Muhammad SAW.
5. Bela negara dimulai dari membentuk kesadaran diri yang bersifat kerohanian dan dibimbibing oleh para ulama.
6. Bela negara tidak terbatas melindungi negara dari musuh atau sekedar tugas kemiliteran, melainkan usaha ketahanan dan kemajuan dalam semua aspek kehidupan. Seperti, ekononi pendidikan, politik, pertanian, sosial budaya dan teknologi.
7. Bela negara menolak adanya terorisme, radikalisme dan ekstrimisme yang mengatasnamakan agama.
8. Untuk mewujudkan bela negara dibutuhkan empat pilar yaitu ilmuwan, pemerintah yang kuat, ekonomi dan media.
9. Menjadikan indonesia sebagai inisiator bela negara yang merupakan perwujudan dari islam rahmatan lil alamin
Konsensus bela negara yang dirumuskan dalam Konferensi Internasional ini disepakati oleh ulama thariqah dari Indonesia, Maroko, turki, Sudan, Yaman, Amerika, dan Yordania.