Rabu 06 Jan 2016 06:57 WIB

Dipecat karena Shalat, Ratusan Pekerja Muslim Minta Kembali Bekerja

Cargill
Cargill

REPUBLIKA.CO.ID, Perwakilan hukum untuk sekitar 150 pekerja Muslim yang dipecat dari fasilitas pengepakan daging meminta kepada perusahaan agar menerima kembali para pekerja.

Mayoritas pekerja yang merupakan warga keturunan Somalia dipecat oleh Cargill Meat Solution di Fort Morgan, Colorado, Amerika Serikat. Cargill melakukan pemecatan setelah lebih dari 200 karyawannya mogok kerja. 

(Baca:Curi Waktu untuk Sholat, 200 Pekerja Muslim Dipecat)

Mereka memprotes perubahan kebijakan kerja perusahaan terhadap waktu shalat. "Mereka meminta untuk mendapatkan pekerjaan mereka kembali," kata Jaylani Hussein, direktur eksekutif Minnesota dari Dewan Hubungan Amerika-Islam, yang mewakili para pekerja.

Dalam pernyataannya, Cargill mengungkapkan, para karyawan telah meminta waktu untuk shalat yang akan menghambat alur kerja perusahaan.  Hussein pun menegaskan, kebijakan perusahaan mengada-ada. "Mereka hanya mencoba untuk memutar cerita sehingga tampaknya lebih menguntungkan," kata Hussein seperti dikutip kantor berita Anadolu Agency.

Cargill menyatakan bahwa tak ada perubahan kebijakan perusahaan mengenai waktu beribadah. Cargill berdalih bahwa ada kesalahpahaman yang berakar di masyarakat Somalia "menunjukkan Cargill telah berakhir doa seluruhnya karena adanya perubahan kebijakan".

"Cargill sudah berkomitmen," kata Michael Martin, juru bicara Cargill, dalam sebuah pernyataan kepada AA. "Pada waktu itu, Cargill menegaskan tak pernah mencegah karyawan untuk shalat di Fort Morgan. "Kami juga tak mengubah kebijakan yang berkaitan dengan akomodasi keagamaan dan kehadiran."

Perusahaan telah memberikan karyawannya ruangan untuk beribadah sejak 2009. Ruangan yang tersedia selama shift kerja di area kerja tertentu. Menurutnya, mereka tak masuk kerja selama tiga hari berturut-turut selama protes. Martin pun menyanggah bahwa tak adanya pemanggilan kepada pekerja Muslim merupakan cara menyingkirkan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement