Selasa 05 Jan 2016 15:10 WIB

Kemenag-Pemprov Sulsel Kerjasama Bentuk Desa Binaan

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Agung Sasongko
Warga menikmati suasana tenggelamnya matahari (sunset) terakhir tahun 2015 di Anjungan Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (31/12).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Warga menikmati suasana tenggelamnya matahari (sunset) terakhir tahun 2015 di Anjungan Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan (Sulsel) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulsel untuk membentuk desa binaan. Program ini dirancang mengurangi angka kemiskinan di Provinsi Sulsel.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sulsel, Abdul Wahid Thahir menjelaskan, desa binaan tersebut nantinya akan mendapatkan bantuan zakat pegawai pemerintah Provinsi Sulsel. Melalui bantuan itu akan digerakan kegiatan pendidikan dan lainnya.

"Berbagai program kita coba ramu, kemudian dirumuskan apa yang cocok untuk meningkakan kondisi kehidupan di desa itu," ujar Abdul Wahid  di sela-sela‎ ramah tamah Hari Amal Bakti Kementerian Agama RI Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 yang‎ dirangkaikan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1437 H‎‎, di Auditorium Universitas Islam Negeri (UIN) Alaudin, Selasa (5/1).

Selain desa binaan, lanjut Wahid,‎ program lain yang dirancang Kemenag adalah pelayanan haji yang makin baik. Tahun ini, Kemenag Sulsel melakukan pernjanjian dengan kepolisian daerah dan pelabuhan agar jamaah umrah bisa beribadah dengan kenyamanan dan ketentraman.

Tak hanya itu, sejak tahun 2010 Kemenag Sulsel memiliki program beasiswa santri berprestasi. Program ini ditujukan kepada siswa madrasah aliyah dan pesantren yang dites melalui kementerian agama pusat, untuk menempati sepuluh perguruan tinggi ternama di Indonesia.

"Saya melihat, di Sulsel banyak siswa yang mau lanjut, tapi dilarang ke Pulau Jawa oleh orang tuanya. Sekarang, kami mengajak perguruan tinggi di Sulsel ikut serta. Di tahun ini, akan ditindaklanjuti dengan MoU agar anak-anak kita yang tidak bisa ke Jawa bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi ternama di Sulsel saja, seperti Universitas Hasanuddin. Anggarannya di pusat, dan dijamin mulai masuk sampai selesai," ungkap Wahid.

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, ‎kegiataan keaagamaan membuat seluruh aktivitas kemasyarakatan berjalan secara baik. Kehidupan yang damai menimbulkan kenyamanan di sekitarnya. Untuk itu pihaknya sangat mendukung langkah Kemenag Sulsel untuk mendirikan Desa Binaan guna mengurangi tingkat kemiskinan.

"Melalui Desa Binaan yang dibangun dengan tolerasi Agama, kita berharap masyarakat bisa dibina dan menjadi lebih cerdas. Untuk itu sangat penting sekali pembangunan desa dengan pendampingan dari Kemenag," kata Syahrul.

Syahrul berharap, ‎di usia 70 tahun, Kemenag Sulsel harus menjadi bagian dari konsolidasi konsepsi untuk menghadirkan seluruh peranan agama yang kuat. Kemenag Sulsel pun sejauh telah mampu berkontribusi positif terhadap pembangunan di Sulawesi Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement