Senin 04 Jan 2016 09:31 WIB

NU Redam Perekrutan ISIS di Indonesia

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Indah Wulandari
Militan ISIS pamer senjata.
Foto: Reuters
Militan ISIS pamer senjata.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jumlah warga Indonesia yang bergabung dengan kelompok negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) relatif lebih sedikit dibandingkan negara mayoritas Muslim lainnya.

Dilansir dari The Atlantic, berdasarkan laporan dari kelompok Soufan, warga Indonesia yang bergabung dengan ISIS hanya 700 orang. Bahkan medio November lalu, The New York Times menulis, alasan Indonesia mampu meredam perekrutan ISIS adalah adanya organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU).

Organisasi yang memiliki 50 juta anggota ini mengajarkan Islam yang welas asih, inklusif dan memiliki sikap toleransi antar umat beragama. Islam berbeda dengan ISIS yang terinspirasi dari wahabi.

"Kami menentang ideologi ISIS, bahwa seluruh manusia harus Islam, yang berarti jika ada ideologi lain di luar Islam dan tidak mengikuti ideologi mereka, maka orang-orang tersebut kafir dan harus dibunuh," ujar Sekjen PBNU Yahya Cholil Staquf, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Direktur Institut Analisis Kebijakan Konflik Sidney Jones sepakat bahwa NU telah memainkan peran dalam meminimalkan perekrutan anggota ISIS di Indonesia.

"Gerakan tersebut memang sebuah benteng bagi mereka yang ingin bergabung dengan ideologi ekstremis,"ujar Jones.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement