REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Kota Bekasi meluncurkan Bank Sampah berbasis online pertama bernama Bank Sampah Gamprit.
Bank sampah ini nantinya tidak hanya berperan dalam mengurangi jumlah sampah dan menciptakan lingkungan bersih, tapi juga menjadi sarana infak.
Ketua Koperasi Syariah Ukhuwah Alwin Fajri Siregar mengatakan, adanya bank sampah berbasis online ini akan meningkatkan nilai jual sampah dan memberi keuntungan lebih bagi nasabah.
"Dengan adanya jaringan nasabah secara online, nantinya harga sampah bisa lebih dari dua kali lipat," kata Alwin usai peluncuran Bank Sampah Gamprit berbasis online di Masjid Manzilatul Khairiyah, Jalan Gamprit, Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi, akhir pekan lalu.
Menurut Alwin, selama ini bank sampah yang berbasis di masjid ini dikerjakan secara manual. Para nasabah bank sampah akan membawa sampah kering yang akan mereka jual ke pengelola dan dihargai sebesar Rp 1.000 per kilogram.
Sementara jika menggunakan sistem online, mereka diharuskan sudah memisahkan sendiri jenis sampah yang akan mereka jual, seperti plastik, botol plastik, tutup botol dan lainnya. Sebab, masing-masing memiliki harga yang berbeda sehingga memberikan keuntungan lebih kepada nasabah.
"Kalau seperti itu kan masyarakat akan lebih tertarik menjadi nasabah," kata Alwin.
Pihaknya sebagai pengelola keuangan bank sampah ini pun berusaha mengembangkan sistem ini di Masjid Manzilatul Khairiyah. Selain memiliki banyak komunitas seperti majelis taklim, kata Alwin, masjid juga bisa menjadi sarana sosial.
"Kita menyasar banyak jamaah agar bisa menjadi nasabah bank sampah. Selain itu, bisa menjadikan bank sampah ini sebagai sarana infak sampah. Nanti asa infak sampah, memberikan sampah ke masjid yang akan dikelola di bank sampah," jelasnya.
Menurutnya, adanya bank sampah ini tidak hanya akan menimbulkan kesadaran masyarakat untuk membersihkan lingkungan. Namun, juga menimbulkan kepedulian sosial.