REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malam semakin larut, semangat jamaah Dzikir Nasional Republika tak surut. Para jamaah mengikuti Dzikir Nasional sampai selesai pukul 01.00 dini hari.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin menegaskan sesungguhnya mereka yang menghadiri majelis zikir pada malam pergantian tahun adalah orang-orang beruntung karena akan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat.
"InsyaAllah seseorang yang terbiasa berzikir itu orang yang diberi inayah oleh allah," katanya saat menyampaikan tausiyahnya di hadapan ribuan jamaah di Masjid At-Tin, Kamis malam (31/1).
Kesempatan malam ini, kata Kiai Maaruf, merupakan ijabah doa harian yang sering kita panjatkan setelah shalat lima waktu, yang inti arti doanya adalah. "Ya Allah berikan saya iniyah untuk berzikir kepada engkau, dan bisa bersyukur kepada engkau karena bisa beribadah," katanya menterjamaahkan salah satu doa harian.
Mengenai hidayah, menurut kiai Maaruf memang banyak orang mengaku-ngaku memiliki hidayah. Akan tetapi perilakunya tidak mencerminkan orang yang mendapatkan hidayah. Karena karenanya, hidayah terbagi menjadi dua.
Pertama, hidayah imaniyah. Hanya Allah yang dapat memberikannya kepada orang yang dikhendaki. "Nabi Muhammad sendiri tidak bisa memberikan hidayah. Karena hanya Allah yang memberikan hidayah," katanya.
Hidayah kedua adalah hidayah taufikah. Artinya, yang memiliki arti kesesuaian dalam tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Ada orang yang punya iman tapi persepsinya salah dalam hal tingkah laku sehari-hari.
"Orang seperti itu meskipun mendapatkan hidayah imaniah tapi tidak mendapatkan taufikah," katanya.
Mudah-mudahan, kata Kiai Maruf, dengan zikir yang dilakukan pada malam hari ini kehidupan kita menjadi lebih baik. "Semoga perilaku tahun kemarin yang tidak baik dapat terkubur dalam-dalam dengan zikir seperti ini," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
