Rabu 23 Dec 2015 22:52 WIB

Mufti Turki: Dalam Dakwah, Ulama Membutuhkan Bekal Ilmu

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Dakwah
Foto: wordpress.com
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama dan lembaga keagamaan memiliki peran penting dalam membentuk kehidupan keagamaan masyarakat. Mufti Turki, Muhammet Syevki Aydin Katilacak, menyebutkan pentingnya bekal ilmu yang memadai bagi para ulama untuk mendukung kegiatan dakwah.

"Para ulama dan sarjana Muslim seyogyanya memiliki bekal yang mencukupi dalam dakwah karena kedudukan penting mereka dalam memberikan arahan atau bimbingan kepada masyarakat," kata Syevki Aydin Katilacak dalam Konferensi Pendidikan Islam Jakarta-Istanbul, Rabu (23/12).

Menurut Mufti Turki ini, apabila ulama tidak memiliki bekal yang mencukupi sebagai pemimpin sosial yang strategis, hal itu akan menjadi masalah besar dan menimbulkan masalah-masalah berikutnya dalam kehidupan keagamaan masyarakat.

Karena itu, dia menekankan, penting sekali bagi para ulama harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan kekinian yang mencukupi sesuai dengan kebutuhan dan keperluan masyarakat modern.

Katilacak juga menguraikan pelaksanaan lembaga keagamaan di Turki. Di Turki, lembaga keagamaan resmi berada di bawah pemerintah. Mereka juga memberi pembinaan kepada masjid-masjid. Termasuk, bahan-bahan yang akan disampaikan dalam kegiatan keagamaan atau khotbah telah disiapkan oleh lembaga keagamaan.

Menurut Katilacak, hal itu diharapkan untuk lebih mempermudah pemahaman masyarakat dan mencapai tujuan berdirinya lembaga keagamaan dalam membina umat Islam Turki. Kedudukannya di bawah pemerintah mendukung efektivitas pelaksanaan berbagai kegiatan pendidikan dan bimbingan lembaga itu terhadap umat Islam di sana.

Mufti Turki ini menambahkan, satu lagi yang tak kalah penting dalam membina paham keagamaan adalah sistem pendidikan. Turki telah menerapkan sistem keagamaan baru (tarbiyah jadidah), yang menempatkan para ahli pendidikan di tiap-tiap lembaga.

"Yang paling utama, orang-orang yang belajar di sini bukan memahami secara kaku saja, tetapi bisa mengembangkan pemahaman keagamaan dengan sistem pendidikan yang lebih modern," kata dia. Konferensi ini digelar oleh MUI DKI Jakarta pada 22-23 Desember di Jakarta Pusat. Acara ditutup dengan penandatanganan MoU kerjasama Indonesia-Turki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement