Rabu 16 Dec 2015 21:24 WIB

Imam Masjid New York: Islam di AS tak Bisa Ditahan

Imam Besa Masjid New York berbicara dalam diskusi Peluang dan Tantangan Islam di Dunia Barat' di Sekolah Insan Cendekia Madani (ICM), Serpong, Rabu (16/12).
Foto: joko sadewo
Imam Besa Masjid New York berbicara dalam diskusi Peluang dan Tantangan Islam di Dunia Barat' di Sekolah Insan Cendekia Madani (ICM), Serpong, Rabu (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Imam Besar Masjid New York, Shamsi Ali mengatakan dakwah Islam di Amerika Serikat (AS) menghadapi tantangan berat, seperti masa aksi terorisme 9 September (baca: penyerangan gedung kembar WTC). Meski demikian, perkembangan Islam di AS tidak bisa tertahankan.

"Mirip seperti saat usai penyerangan 9 September," kata Shamsi Ali, dalam diskusi 'Peluang dan Tantangan Islam di Dunia Barat' di Sekolah Insan Cendekia Madani (ICM), Serpong, Rabu (16/12). Hadir dalam diskusi ini Ustaz Yusuf Mansyur, Ketua Dewan Pendiri ICM Tamsil Linrung.

Meski menghadapi tantangan berat, namun perkembangan Islam tidak bisa ditahan. Dijelaskannya, saat ini sudah banyak wali kota di AS yang beragama Islam. Termasuk juga hampir di setiap anggota perwakilan di tiap kota, kata dia, ada anggota yang beragama Islam.

Bahkan, lanjut dia, ada satu kota di Michigan yang anggota dewannya cuma empat orang dan diisi umat Islam. "Itu artinya di kota itu Islamnya jadi mayoritas," jelas Shamsi.

Dengan perkembangan kondisi yang ada di AS saat ini, menurut Shamsi, maka Islam harus disampaikan dengan metode yang tepat. "Tidak ada orang yang tidak cinta Islam jika sudah mengenal indahnya Islam," kata dia.

Dikatakannya, ketika berdakwa maka Islam harus ditanamkan bukan dalam bentuk kewajiban saja, tapi harus diwujudkan dalam bentuk penyelamatan kemanusiaan. Dia mencontohkan tentang makin maraknya gaya hidup gay. Maka dakwah adalah bentuk penyelamatan kemanusian.

Dakwah Islam juga harus mengedepankan rasa cinta dan kasih sayang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement