Rabu 16 Dec 2015 17:55 WIB

Di AS, Orang yang Menyebut Islam akan Menjadi Populer

Imam Masjid New York Shamsi Ali (tengah) dan Yusuf Mansyur (kiri) berbicara dlam diskusi 'Peluang dan Tantangan Islam di Dunia Barat' di Sekolah Insan Cendekia Madani (ICM), Serpong, Rabu (16/12)
Foto: joko sadewo
Imam Masjid New York Shamsi Ali (tengah) dan Yusuf Mansyur (kiri) berbicara dlam diskusi 'Peluang dan Tantangan Islam di Dunia Barat' di Sekolah Insan Cendekia Madani (ICM), Serpong, Rabu (16/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid New York, Shamsi Ali mengatakan bahwa sikap Donald Trump yang menyerang Islam sangat terkait dengan keinginannya maju di pemilihan presiden Amerika Serikat. Setiap Islam disebut maka orang tersebut akan menjadi terkenal.

"Donald Trump tidak suka dengan siapa saja, kecuali orang kulit putih," kata Shamsi Ali, dalam diskusi 'Peluang dan Tantangan Islam di Dunia Barat' di Sekolah Insan Cendekia Madani (ICM), Serpong, Rabu (16/12). Hadir dalam diskusi ini Ustaz Yusuf Mansyur, Ketua Dewan Pendiri ICM Tamsil Linrung.

Menurut Shamsi, sejak dulu Donald Trump memang tidak suka dengan Islam, orang Meksiko, orang Arab, Cina, dan lain-lain. "Dia hanya suka dengan orang kulit putih," ungkap Shamsi.

Namun sikap memusuhi Islam secara terbuka, kata Shamsi, sudah lama tidak pernah dimunculkan Donald Trump. Sikap itu muncul lagi setelah Donald Trump akan maju sebagai calon presiden.

Shamsi menduga sikap ini dimunculkan Donald Trump karena menggunakan Islam untuk menaikkan popularitas. "Ketika Islam disebut maka orang itu (yang menggunakan isu Islam maka akan populer, baik (terkenal) dalam bentuk positif maupun negatif," ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement