REPUBLIKA.CO.ID, Umat Islam meyakini, petir dimaknai bukan sekadar peristiwa alam semata. Petir atau guruh diabadikan menjadi salah satu nama surat dalam Alquran, yaitu surah ke-13, ar-Ra'du. Setidaknya, ada tiga istilah dalam Alquran yang merujuk pada makna petir, yaitu ar-Ra’du, ash-Showa’iq, dan al -Barq.
Para Ahli tafsir mendefenisikan ar-Ra’du lebih dekat dengan makna suara petir atau geledek. Sedangkan, ash-Shawa’iq dan al-Barq maknanya lebih dekat untuk istilah kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir. Demikian dipaparkan Dr Muhammad Luqman As Salafi dalam Rasy Al-Barad Syarh Al-Adab Al Mufrod (381).
Kronologi petir ini sudah dijabarkan dalam Alquran. Firman Allah SWT, "Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih. Maka, kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan, seperti) gunung-gunung. Maka, ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (QS an-Nur [24]: 43).