REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekerasan yang terus terjadi di Palestina dan Masjid al Aqsa terus mengundang keprihatinan umat Islam Indonesia. Sebuah kegiatan amal Palestine Solidarity Day (PSD) digelar di Istora Senayan Jakarta, Ahad (29/11).
Kegiatan itu mengundang para dai cilik yang menyampaikan ajakan kepada Muslim dunia, tetap peduli atas kondisi Palestina dan Baitul Maqdis. Salah satu dai cilik, Fahrul Islam (14), menyampaikan keprihatinan sikap biadab Israel terhadap Palestina dan situs suci umat Islam.
Dai cilik yang akrab disapa Arul ini mampu mencuri perhatian pengunjung yang hadir. "Baitul Maqdis ada di hati umat Islam karena kiblat pertama kita. Namun, Israel yang berdiri tahun 1948 hingga pertempuran sampai tahun 1967 telah menjadi terorisme negara dengan menjajah dan menyakiti bangsa Palestina di tanah airnya sendiri," ujar Arul.
Israel, kata Arul, tidak hanya menyakiti bangsa Palestina, tetapi juga Muslim di seluruh dunia. Jatuhnya Baitul Maqdis ke tangan Yahudi Israel tahun 1967 merupakan perbuatan keji, apalagi membangun ritual dan bangunan-bangunan baru.
"Mereka membuat dinding ratapan, membakar Majid al Aqsa, menggali terowongan dan membuat ruangan khusus tepat di bawah Masjid, membuat kota agama dengan bangunan-bangunan baru dari bebatuan, seolah tampak sebagai bangunan tua. Mereka mengelabui para wisatawan dan generasi muda Yahudi," jelasnya.
Tidak hanya sampai disitu, Arul mengungkap perbuatan keji Israel dengan mendirikan kafe di depan mihrab Masjid al Aqsha. Warga Palestina harus digusur demi membangun dan memperluas pemukiman Yahudi. Ia pun mengajak seluruh umat Islam membantu bangsa Palestina.
"Baitul Maqdis semakin terkepung. Kita tidak boleh diam. Kita harus membantu mereka. Bantuan tidak hanya berupa uang, harta, atau tenaga. Tetapi juga doa. Kita wajib senantiasa mendoakan Saudara-Saudara di Palestina," kata dia.
Palestine Solidarity Day 2015 merupakan rangkaian kegiatan yang digelar untuk menyemarakkan Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina. Kegiatan kali ini diselenggarakan Asia Pasific Community for Palestine bersama berbagai NGO lainnya.