Senin 23 Nov 2015 17:37 WIB

'Implementasi Pemikiran Moderat Harus Menyeluruh'

Rep: Lintar Satria/ Red: Agung Sasongko
Hasyim Muzadi
Foto: Antara/Reno Esnir
Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Memperkuat pemikiran moderat secara global menjadi satu titik bahasan International Conference Islamic Scholars (ICIS) di Malang, Jawa Timur. ICIS melihat perlu ada upaya sistemik menangani ancaman pemikiran radikal dan liberal

Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang Mudji A Raharjo menilai konfrensi ICIS berperan menciptakan kondisi Islam yang moderat dan membangun perdamaian internasional.  “Kami mengajak seluruh civitas akademika untuk saling toleransi antara satu dengan yang lainnya,”katanya, Senin (23/11).

Sekjen ICIS, Hasyim Muzadi menjelaskan, ada dua  pemikiran Islam yang masuk ke Indonesia. Sistem pemikiran moderat dan transnasional. Pemikiran transinasional ini yang membawa sekte-sekte pemikiran dari tempat negara pemikiran itu berasal. 

“Mungkin ritualnya sama tetapi secara pemahamannya kebangsaannya tidak sama. Maka harus ada sikap moderasi,”katanya.

Menurutnya, melalui konferensi ICIS menawarkan sistem pemikiran yang tidak bertolakbelakang dengan religiusitas maupun berkenegaraan. Karena nilai dasar Pancasila yang Indonesia anut tidak bertolak belakang dengan religiusitas dan bernegara.

Kiai Hasyim menjelaskan moderasi tidak terbatas pada bidang keimanan saja tetap juga di bidang ekonomi, sosial dan politik. Dalam hukum Islam misalnya, harus ada keseimbangan antara hukum dan keadilan. Karena menurutnya hukum tidak selalu berisi keadilan.

Bahkan seringkali ada kejahatan institusional, yaitu kejahatan yang disahkan oleh hukum. Sementara itu dibidang ekonomi, moderasi ditekankan pada bidang pemerataan, kehalalan, dan keberkahan.

“Moderasi di bidang sosial adalah bagaimana kita mempunyai intergritas diri, tetapi  kita mau mengerti bahwa orang lain ada selain kita. Pada bidang yang menyakut keyakinan, tentunya yang berlaku adalah lakum dinukum waliyadi, tapi dalam pembangunan civil society harus bersama-sama”jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement