REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha Chairul Tanjung menilai Muslim di Indonesia memang mayoritas secara jumlah atau kuantitas. Sayangnya, masih minoritas jika dilihat kualitas SDMnya. Demikian yang dia sampaikan dalam ceramah ekonomi pada Muktamar XV Persis dan Muktamar XII Persistri di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Bos Para Grup ini menyebutkan data bahwa 90 persen warga Indonesia beragama Islam. Namun dari 50 orang kaya di Indonesia, tercatat hanya delapan orang kaya yang beragama Islam atau sebesar 12,1 persen. Sementara sisanya, sebanyak 42 orang kaya, atau 87,9 persennya adalah non Muslim.
"Kita lihat perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, seperti Kalbe, Astra International, dan lain sebagainya. CEO-nya tidak ada yang Muslim. Malah 13 gubernur yang terbukti terlibat korupsi semuanya adalah Muslim. Nah ini apa penyebabnya?," katanya di gedung SG2 Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (21/11).
Berbagai penyebabnya, dia menjelaskan, salah satunya adalah penduduk Muslim di Indonesia mayoritas masih berpendidikan rendah. Hal itu menurut dia signifikan dalam pemikiran untuk maju secara ekonomi.
Selain itu, mantan Menko Perekonomian ini mengaku bahwa penguasaan iptek Indonesia, khususnya Muslim masih lemah. Muslim di Indonesia lebih banyak punya ahli sosial daripada ahli teknik. Berdasarkan data, Indonesia kekurangan sekitar 15 ribu sarjana teknik per tahun.
"Orang-orang muda kita lebih suka mengambil jurusan sosial ekonomi dibandingkan ilmu pasti seperti teknik dan sains. Bahkan mahasiswa saintek di UIN Syarif Hidayatullah tercatat hanya sekitar 15 persen dari mahasiswa aktif," tuturnya.