Senin 16 Nov 2015 19:41 WIB
Serangan Teror Paris

Usai Serangan Teror, Warga Prancis Dukung Muslim

Rep: Gita Amanda/ Red: Indah Wulandari
People light candles during a vigil in Kathmandu November 15, 2015, following the deadly attacks in Paris. Read more at Reutershttp://www.reuters.com/news/picture/the-world-reacts-to-paris-attacks?articleId=USRTS6YU2#2Pt1fmtZOfGftpp4.99
Foto: REUTERS/Navesh Chitrakar
People light candles during a vigil in Kathmandu November 15, 2015, following the deadly attacks in Paris. Read more at Reutershttp://www.reuters.com/news/picture/the-world-reacts-to-paris-attacks?articleId=USRTS6YU2#2Pt1fmtZOfGftpp4.99

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Pascaserangan mematikan yang diklaim dilakukan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Prancis, umat Muslim memang kembali menjadi sorotan. Namun hal ini tak menyurutkan ribuan warga Prancis yang menyatakan dukungan mereka bagi Muslim Prancis dan Muslim di seluruh dunia.

Seperti dilansir The Huffington Post, setelah penyerangan Paris Jumat (13/11) lalu Muslim bersiap menjadi korban 'terorisme'. Selama akhir pekan lalu, Muslim di Prancis menghadapi sejumlah serangan. Sebuah masjid di timur Prancis misalnya di cat salib berwarna merah. Sementara di masjid lain di sekitar kota ada pula yang ditulisi "Bangun Prancis!" dan "Matilah Muslim".

Pada saat bersamaan sejumlah warga Prancis menyatakan dukungan mereka bagi Muslim Prancis dan di seluruh dunia. Ungkapan itu disampaikan melalui media sosial dan mereka juga mengorganisir pertemuan lintas agama. (Baca: Seorang Bomber Paris Berasal dari Edlib)

Pada Ahad (15/11), 3.000 warga berjanji menghadiri aksi antar-agama bertajuk "Reli bersama Muslim Prancis untuk Perdamaian dan Persatuan Nasional akhir pekan depan di Masjid Agung Paris. Sekitar 6.000 orang lain juga menyatakan tertarik bergabung Beberapa dukungan lain dilakukan melalui Facebook, seperti kampanye "Saya Muslim".

Sementara rencana aksi "Doa untuk Paris" akhir pekan depan di Arc de Triomphe diperkirakan akan dihadiri 13 ribu peserta.

"Terorisme tak punya agama atau kebangsaan," tulis panitia demonstrasi Sami Edd Cardi.

Di Katedral Holy Trinity di Paris, imam-imam dari seluruh dunia dijadwalkan berkumpul dalam pertemuan "Perhimpunan Dunia dari Ahli Islam untuk Kedamaian dan perlawanan Kekerasan". Uskup Pierre Whalon dari gereja-gereja keuskupan di Eropa akan menjadi tuan rumah pertemuan.

"Setelah serangan keji ini kita mungkin menginginkan tuhan turun dan menghancurkan musuh-musuh kita," kata Whalon dalam sebuah pernyataan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement